Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Nilai Transaksi E-wallet Bulanan Tembus Rp 35,1 Triliun, Tumbuh 58,6 Persen

Riset yang menunjukkan transaksi uang elektronik atau e-wallet tumbuh pesat hingga 58,6 persen.

28 November 2022 | 23.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar
InsightAsia menggelar konferensi pers terkait hasil survei dan e-wallet industry outlook 2023 di Aprez Cafe, Jakarta, pada Senin, 28 November 2022. TEMPO/Defara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - InsightAsia, perusahaan riset pemasaran, memaparkan hasil riset yang menunjukkan transaksi uang elektronik atau e-wallet tumbuh pesat hingga 58,6 persen dalam satu tahun terakhir. Volume transaksi meningkat 37,49 persen dengan nilai transaksi uang elektronik bulanan tembus Rp 35,1 triliun.

“Mengapa kira melakukan survei ini? Karena kalau kita lihat, perkembangan industri e-wallet tumbuh pesat sekali dalam sepuluh tahun terakhir,” ujar Olivia Samosir selaku Research Director InsightAsia, dalam diskusi di Jakarta, pada Senin, 28 November 2022.

Baca: Survei InsightAsia: GoPay di Posisi Pertama Kuasai Pasar E-Wallet

Olivia menyebut penerimaan masyarakat terkait industri e-wallet lebih cepat jika dibandingkan dengan kategori lain. “Waktu dikeluarkan digital wallet ini, penerimaan masyarakat langsung cepet. Begitu keluar, masyarakat coba, lalu langsung diterima dengan baik dan didukung dengan teknologi yang ada,” jelasnya.

Hasil riset InsightAsia juga menemukan kecenderungan penggunaan dompet digital telah berkembang dari yang sebelumnya hanya untuk pembayaran, kini telah sampai pada fitur pengelolaan uang seperti transfer uang, menyediakan riwayat transaksi, hingga fitur bayar belakangan atau paylater. 

“Kalau kita lihat dari journeynya, demand terhadap industri ini berkembang terus. Banyak sekali potensi perkembangannya,” ucap Olivia.  

Lebih lanjut, terdapat 10 macam penggunaan dompet digital, dimana paling besar adalah belanja di e-commerce. Kemudian disusul oleh top-up pulsa telepon seluler, transfer uang dalam platform, melihat riwayat transaksi, transfer bank, pesan kuliner, pembayaran tagihan, pembayaran offline pengeluaran rumah tangga, dan paylater.

Adapun masa pandemi turut memicu pergeseran kebiasaan masyarakat ke transaksi non tunai. Ekonom sekaligus peneliti Universitas Indonesia, Fithra Faisal, mengatakan pandemi merupakan fase yang menyulitkan, namun juga menghadirkan kesempatan bagi penggerak industri.

Adanya upaya pembatasan interaksi antar-manusia juga memicu meningkatnya transaksi nontunai. Hal ini lah yang menjadikan peran uang elektronik menjadi semakin penting.

 

DEFARA DHANYA PARAMITHA

 

Baca: Survei Populix: Konsumen Lebih Menyukai Aplikasi Mobile Banking dan e-Wallet

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus