SEMENTARA para investor tergila-gila membeli saham, penjualan obligasi di pasar modal tetap diincar orang. Nyatanya, obligasi BPD Sul-Ut (Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara), senilai Rp 10 milyar, telah sukses dijual. Padahal, masa penawarannya cuma tiga hari (9-11 April 1990). Menurut L.G. Rompas -- General Manager PT Inter Pacific Financial Corporation, yang adalah salah satu penjamin utamanya -- pesanan mencapai dua kali lipat dari nilai yang ditawarkan. Maklum, obligasi berjangka 5 tahun itu menawarkan bunga 17% per tahun untuk jangka waktu 5 tahun, sementara bunga deposito yang sekarang rata-rata 15,75% per tahun diduga akan turun lagi. Kebanyakan pemesan obligasi BPD Sul-Ut adalah lembaga asuransi dan yayasan dana pensiun dalam negeri. Dirut BPD Sul-Ut A. Arbie mengatakan, hasil penjualan obligasi itu sekitar 48% akan digunakan untuk kredit prioritas, dan sisanya untuk kredit nonprioritas. Bagi BPD Sul-Ut, dana Rp 10 milyar itu cukup besar. Bank ini pada akhir 1989 baru berhasil menghimpun dana pihak ketiga (giro, tabungan, dan deposito) sekitar Rp 27 milyar -- sekitar 70% merupakan uang titipan dari Pemda. Tampaknya, semangat menabung di Provinsi Sul-Ut masih bisa lebih ditingkatkan. Terkenal sebagai penghasil utama kopra dan cengkih, provinsi itu tiap tahun memanen cengkih, pala, dan kopra, yang nilainya trilyunan rupiah. Tapi dana yang bisa dihimpun perbankan di sana pada akhir 1989 baru berjumlah Rp 207,3 milyar 13% di antaranya tersalur ke BPD Sul-Ut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini