Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

OJK Minta Pekerja Migran Waspada Penipuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan pekerja migran Indonesia untuk waspada terhadap penipuan.

21 April 2025 | 18.37 WIB

Petugas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beraktivitas di ruang layanan konsumen, Kantor OJK, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan
material-symbols:fullscreenPerbesar
Petugas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beraktivitas di ruang layanan konsumen, Kantor OJK, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan mengingatkan pekerja migran Indonesia untuk waspada terhadap penipuan. Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widysari Dewi, ada banyak pekerja migran yang menjadi korban penipuan, lalu tak bisa pulang ke Indonesia karena terlilit hutang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Bapak Ibu ini, kan, dari Indonesia biasa orangnya baik-baik, ramah-ramah, dimintai tolong selalu kita membantu. Nanti kalau di sana ada yang bilang ‘boleh nggak pinjam namamu untuk mengajukan pinjaman, nanti sumpah saya akan saya bayar’ dan lain-lain, itu hati-hati,” kata Friderica dalam acara Edukasi Keuangan bagi Pekerja Migran Indonesia di Gedung Dhanapala, Jakarta, Senin, 21 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Friderica menyebut ada banyak skema penipuan yang harus diwaspadai. Salah satu contohnya adalah ketika pelaku menggunakan nama korban untuk membuka rekening yang digunakan dalam tindak kejahatan. Selain itu, dia juga menyebut love scam, yaitu skema penipuan yang menggunakan modus hubungan percintaan.

Tidak hanya di luar negeri, Friderica juga mengimbau para pekerja untuk waspada terhadap penipuan di dalam negeri. “Karena banyak juga kita dengar, (korban) bukan ketipu di sana, tapi ketika kembali ke Indonesia. Di bandara ketemu orang, uangnya hilang (karena) ditawari investasi ilegal, investasi bodong, dan lain-lain,” ujar dia.

Friderica lantas mengatakan, meski pekerja migran sering disebut sebagai pahlawan devisa, tapi mereka juga harus menyiapkan keuangan untuk masa depan mereka sendiri. Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya edukasi keuangan bagi para PMI agar mereka memiliki bekal untuk kemudian hari.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding menegaskan bahwa negara harus memberikan perlindungan bagi PMI. “Jangan sampai PMI disebut sebagai pahlawan devisa, tetapi negara tidak hadir dalam upaya melayani dan melindungi mereka,” kata dia. Dia pun mengapresiasi OJK dan Bank Indonesia yang telah mengadakan acara edukasi ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus