Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Pakar ITB: Penggunaan Galon Isi Ulang Dapat Memperpanjang Umur Bumi

Pakar dari ITB menyebut kemasan galon dengan konsep guna ulang dapat membuat ekonomi lebih sirkular.

25 Oktober 2022 | 13.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Polimer dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ahmad Zainal Abidin, menekankan kemasan galon isi ulang tidak hanya memperpanjang siklus umur galon, tetapi juga usia bumi. Ia menyebut kemasan galon dengan konsep guna ulang dapat membuat ekonomi lebih sirkular.

“Guna ulang ini bagus, salah satunya untuk mengurangi eksploitasi sumber daya alam yang terlalu berlebihan. Hal ini bisa memperpanjang life time bumi,” ujar Zainal dalam diskusi bersama Tempo secara virtual, Selasa, 25 Oktober 2022.

Dalam diskusi bertajuk "Mengkaji Pemanfaatan Kemasan Galon Guna Ulang Dalam Praktik Ekonomi Sirkular" yang diselenggarakan oleh Tempo, Zainal menjelaskan siklus ekonomi sirkular mencakup tiga tahap. Ketiganya adalah reuse, recycle, dan recovery atau penggunaan kembali, daur ulang, dan pemulihan. 

“Pertama, reuse, guna ulang. Jadi orang bisa mencuci (kemasan galon) atau melakukan refurbishment. Ini dilakukan sebelum melakukan tahap yang lain. Dengan begitu, tidak banyak resources (sumber daya) yang terbuang,” katanya.

Baca juga: Mengubah Limbah Plastik jadi Pot Bernilai Ekonomi

Reuse, kata dia, merupakan tahap penggunaan kembali galon untuk fungsi yang sama. Selanjutnya, recycle. Pada tahap ini, kemasan galon bisa digunakan kembali dengan pengaturan temperatur atau mechanical treatment tertentu.

Dengan demikian, galon dapat diproduksi kembali menjadi produk yang lain. Galon juga dapat menjadi barang atau produk baru yang berbeda dari sebelumnya.

Terakhir, yang tidak kalah penting, adalah tahap recovery. Pada tahap ini, Zainal menyebut pihaknya telah menciptakan teknologi untuk proses recovery guna memulihkan bahan-bahan yang tidak bisa lagi didaur ulang. Bahan-bahan ini akan diubah menjadi sumber energi.

“Kalo dulu recovery itu susah karena diperlukan energi yang besar dan proses yang panjang, kini dengan teknologi yang kami ciptakan, recovery kini menjadi simple, ekonomis, dan profitable,” ujarnya. 

DEFARA DHANYA PARAMITHA

Baca juga: BPA Belum Terbukti Sebabkan Gangguan Janin dan Kanker

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus