Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan air kemasan galon guna ulang aman untuk digunakan, baik oleh anak-anak dan ibu hamil. Menurutnya, isu-isu seputar bahaya penggunaan air kemasan air guna ulang oleh pihak-pihak tertentu adalah hoaks. Hal itu disampaikan Menkes saat ditanyakan apakah air kemasan galon guna ulang aman untuk dikonsumsi masyarakat terutama anak-anak dan ibu hamil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konfirmasi Menkes memperkuat pendapat pakar polimer, pakar kesehatan, dan pengamat kebijakan yang menyatakan kemanan kemasan air berbahan polikarbonat (PC). Beberapa pengamat media dan pengamat kebijakan publik dan juga Kementerian Perindustrian juga sudah mendorong BPOM untuk tidak mengeluarkan kebijakan diskriminatif terhadap salah satu kemasan pangan hanya karena kampanye negatif yang disebarkan oleh beberapa kelompok dan buzzer di media sosial. Kampanye negatif ini diduga kuat bernuansa kepentingan bisnis di belakangnya.
Isu bahaya penggunaan air minum galon guna ulang ini pertama kali diembuskan oleh organisasi baru bernama Jurnalis Peduli Kesehatan dan Lingkungan (JPKL) - organisasi wartawan yang muncul bersamaan dengan beredarnya air minum galon sekali pakai berbahan PET di pasaran pada 2020. JPKL hanya mengusung isu tunggal yaitu kampanye anti penggunaan galon polikarbonat (PC).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain Kominfo yang sudah mengategorikan bahaya BPA pada galon polikarbonat sebagai hoaks disinformasi, dunia kedokteran dan pakar kimia pun memberikan pendapat terkait BPA yang terdapat dalam galon guna ulang ini. Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, mengatakan belum ada bukti air galon guna ulang menyebabkan kanker. Menurutnya, 90-95 persen kanker itu dari lingkungan.
“Kebanyakan karena paparan gaya hidup seperti kurang olahraga dan makan makanan yang salah, merokok, dan lain sebagainya. Jadi belum ada penelitian air galon itu menyebabkan kanker,” ujarnya lewat rilis yang diterima tempo.co.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. TEMPO/M Taufan Rengganis
Dr. M. Alamsyah Aziz, SpOG (K), M.Kes., KIC, dokter spesialis kandungan yang juga Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), mengatakan sampai saat ini ia tidak pernah menemukan adanya gangguan terhadap janin karena ibunya meminum air galon. Karenanya, dia meminta para ibu hamil agar tidak khawatir menggunakan kemasan AMDK galon guna ulang karena aman sekali dan tidak berbahaya terhadap ibu maupun janin.
Dr. Ahmad Zainal, pakar polimer dari ITB, juga menyayangkan adanya narasi yang salah dalam memahami kandungan BPA dalam galon guna ulang berbahan Polikarbonat (PC) oleh pihak-pihak tertentu akhir-akhir ini. Sebagai pakar polimer, dia melihat PC itu merupakan bahan plastik yang aman.
Ahmad mengatakan antara BPA dan PC itu dua hal yang berbeda. Banyak orang salah mengartikan antara bahan kemasan plastik polikarbonat dan BPA sebagai prekursor pembuatnya. Menurutnya, beberapa pihak sering hanya melihat dari sisi BPA-nya saja yang disebutkan berbahaya bagi kesehatan tanpa memahami bahan bentukannya, yaitu polikarbonatnya yang aman jika digunakan untuk kemasan pangan.
Menurutnya, BPA itu memang ada dalam proses untuk pembuatan plastik PC. Dia mengibaratkannya seperti garam NaCl (Natrium Chlorida), di mana masyarakat bukan mau menggunakan Klor yang menjadi bahan pembentuk garam itu tapi yang digunakan adalah NaCl yang tidak berbahaya jika dikonsumsi.
”Jadi, dalam memahami ini, masyarakat harus pandai mengerti agar tidak dibelokkan oleh informasi yang bisa menyesatkan dan merugikan,” kata Zainal.
Dia juga berharap berita-berita yang terkait BPA galon guna ulang harus dijelaskan secara ilmiah dan jangan dikontroversikan menurut ilustrasi masing-masing yang bisa menyesatkan. “Jadi, harus dengan data ilmiah sehingga masyarakat kita akan memahami dan bisa mengambil keputusan sendiri,” ujarnya.
Kemenkominfo melalui laman resminya juga sudah menyatakan berita-berita yang ada di media yang menyatakan galon guna ulang itu berbahaya sebagai berita hoaks atau telah terjadi disinformasi.