BERLIAN selalu membangkitkan keheranan," kata seorang kolektor dan perancang model berlian perhiasan, Louis Gerard. Pekan lalu, ia memang menebarkan keheranan dengan memamerkan 15 untai berlian, yang bernilai US$ 30,7 juta atau sekitar Rp 31 milyar di Suite Mandarin Hotel, Jakarta. Tak begitu jelas apa maksud Gerard membawa koleksinya dari Swiss itu kemari. Katanya, sih, sekadar untuk menampilkan koleksl pribadi, agar para perancang berlian di sini bisa "membuat produksi mereka lebih indah". Tapi, sekitar 400 orang yang diundangnya secara khusus di perkirakan mampu membeli berlian-berliannya yang berharga Rp 27 juta - Rp 4,7 milyar per untai. Keluarga pengusaha jamu Cap Nyonya Meneer dan pengusaha mobil Mitsubishi disebutsebut di antara undangan, yang kebanyakan orang Cina. Tapi, ternyata, apa yang dipamerkan Gerald memang tidak boleh dijual di sini. Untuk itu, ia harus menaruh uang jaminan pada pemerintah dalam jumlah yang cukup besar. Itu sebabnya puluhan petugas dari bea cukai harus menjaga koleksi Gerard, sejak turun dari pesawat di Halim, 20 Januari, juga selama pameran sampai selesai, 27 Januari lalu. Lebih dari seratus petugas keamanan juga dikerahkan untuk mengamankan agar berlian-berlian itu "tidak berpindah tangan" dari pemiliknya. Gerald berani mengeluarkan biaya besar, mulai dari angkutan, pengamanan, asuransi, sampai penyewaan suite yang US$ 837 per hari, tentu punya maksud. Juru bicara penyelenggara pameran, Alain-Pierre Mignon, mengatakan, "Pasaran batu perhiasan di sini cukup bagus." Sementara itu, kalangan pcngusaha berlian di Ratu Plaza dan Duta Merlin mengatakan, "Pasaran sekarang lagi sepi." Bisnis berlian, di mana-mana, biasanya penuh rahasia, memang. Menurut Gerard, "Berlian itu untuk kesenangan." Tapi bagi orang sini mungkin salah satu cara menyimpan uang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini