Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Panic Buying Air Mineral di Malaysia, Ekonom: Harusnya Kita Bisa Ekspor ke Sana

Panic buying air mineral terjadi di negara tetangga, Malaysia, belakangan ini. Sejumlah ekonom buka suara atas kejadian tersebut.

22 Mei 2023 | 22.21 WIB

Orang-orang mengantre untuk membeli botol air minum di sebuah toko di Teluk Kumbar, George Town, Malaysia, saat terjadi gangguan air. - Bernama
Perbesar
Orang-orang mengantre untuk membeli botol air minum di sebuah toko di Teluk Kumbar, George Town, Malaysia, saat terjadi gangguan air. - Bernama

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance atau Indef, Nailul Huda, angkat bicara menanggapi panic buying air mineral terjadi di negara tetangga, Malaysia, belakangan ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ia yakin hal tersebut tak akan merembet ke Indonesia. Sebab, ketersediaan air di dalam negeri melimpah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tidak ada insiden yang menyebabkan adanya panic buying dalam negeri. Justru harusnya kita bisa ekspor air mineral ke Malaysia hehe," kata Nailul pada Tempo melalui keterangan tertulis, Senin, 22 Mei 2023.

Ditanya soal nilai potensi ekspor air mineral dari Indonesia ke Malaysia, Nailul mengaku belum menghitungnya. Namun, dia mengatakan ada potensi untuk hal itu.

Senada dengan Nailul, ekonom dari Center of Economic and Law Studies atau Celios, Bhima Yudhistira, optimistis tidak akan terjadi panic buying di Indonesia. Sebab, ketersediaan air mineral bukan menjadi masalah di Indonesia.

"Selain itu 29,1 persen masyarakat indonesia minum air isi ulang, 19 persen dari air sumur, hanya sebesar 10,2 persen yang membeli air minum kemasan," ujar Bhima pada Tempo, Senin.

Dia melanjutkan, para pedagang dan produsen berbagai jenis barang serta masyarakat juga belajar dari kejadian panic buying masker dan obat-obatan ketika pandemi Covid-19.

Selanjutnya: "Waktu itu kan semua panik dan ..."

"Waktu itu kan semua panik dan harga masker naik tajam, tapi setelah panic buying akhirnya sadar juga bahwa masker kembali tersedia dan harga bahkan jatuh," tutur Bhima.

Jadi, lanjut dia, masyarakat mulai berpikir rasional bahwa panic buying hanya membuat terjadinya ekses pembelian barang yang tidak perlu.

Adapun panci buying air minum dalam kemasan di Malaysia terjadi dalam sepekan terakhir. Dinukil dari The Star pada Ahad, 21 Mei 2023, curah hujan yang turun dan mengeringnya bendungan membuat warga khawatir kekurangan air bersih.

Hal tersebut diperparah dengan gangguan sistem sungai. Gangguan sistem di sepanjang Sungai Muda membuat 1 juta orang Penang dan Kedah berebut air, setelah aliran air keran sempat mengering. 

Penduduk lantas menyerbu supermarket dan memborong air kemasan. Meski pasokan air pulih kurang dari 24 jam, banyak penjual makanan mengatakan mereka menutup tokonya karena tidak dapat menyiapkan bahan makanan tanpa air sehari sebelumnya.

Sedangkan tanpa air dari Sungai Muda, tingkat bendungan Penang terpukul. Pada Sabtu, 20 Mei 2023, Bendungan Ayer Itam terisi 39,8 persen, Bendungan Teluk Bahang 46,2 persen. Bahkan, Bendungan Mengkuang yang lebih besar, yang biasanya terisi lebih dari 90 persen, turun menjadi 88,2 persen.

AMELIA RAHIMA SARI | THE STAR

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus