Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono membahas evaluasi kecukupan tempat istirahat atau rest area di Jalan Tol. Sebagai evaluasi, Basuki berencana mengubah desain parkir di tempat peristirahatan guna mengakomodasi pemudik yang ingin beristirahat di sela perjalanan mudik atau balik.
Baca juga: Arus Balik, Menhub Minta Pemudik Tak Berhenti di Bahu Jalan Tol
“Kami evaluasi desain untuk parkir lebih disiapkan khusus, tidak menyebar di semua ruang rest area. Perilaku pengendara umumnya misalnya jika ingin ke toilet, maka parkirnya juga harus dekat dengan toilet sehingga menumpuk. Untuk itu akan kami coba atur agar parkir kendaraan di rest area agak jauh dari pertokoan sehingga lebih teratur,” kata Basuki dalam keterangan tertulis, Selasa, 11 Juni 2019.
Di samping itu, kata dia, untuk rest area pada ruas jalan tol antar kota, posisinya terlalu dekat dengan pinggir jalan. Hal itu kerap menimbulkan kemacetan. Dia mengatakan Kementerian akan coba evaluasi rest area yang saat ini berada persis di pinggir jalan tol.
Menurut dia, akan lebih baik jika desainnya menjorok ke dalam, terutama untuk jalan tol antar kota yang masih memungkinkan ketersediaan lahannya. "Terlebih dengan rencana Kementerian Perhubungan yang akan memanfaatkan rest area sebagai 'terminal tol', maka dibutuhkan desain khusus agar tidak menimbulkan kemacetan,” ujar Basuki.
Dia juga mengatakan dibutuhkan dukungan perilaku pengendara dalam menggunakan rest area sehingga tidak terjadi penumpukan kendaraan. "Seberapa pun banyaknya rest area, tidak akan cukup dengan kondisi eksisting yang seperti ini," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai ilustrasi, kata dia, rest area di Palimanan dan Kalikangkung, kondisi normal menampung 17 ribu kendaraan. Namun pada saat mudik kemarin naik empat kali lipat jadi 68 ribu kendaraan. Penerapan kebijakan satu arah yang memungkinkan penggunaan rest area di kedua sisi, juga tidak bisa menampung seluruhnya pemudik ingin masuk rest area.
Menurut Basuki, arus balik memang lebih padat dibandingkan dengan arus mudik. Hal itu karena waktu libur untuk arus balik yang sempit, sehingga banyak pemudik kembali di waktu yang hampir bersamaan.
"Pada saat mudik arus lalu lintas dari satu titik yakni Jakarta menyebar ke berbagai daerah seperti halnya irigasi. Tetapi pada arus balik, lalu lintas seperti drainase, dari beberapa titik menuju ke satu titik kembali ke Jakarta dan pada waktu hampir bersamaan sehingga manajemen waktunya ketat sekali," kata Basuki.
Basuki mengatakan kebijakan sistem satu arah atau one way yang diterapkan pada saat arus mudik dan balik Lebaran 2019 membantu kelancaran, juga membawa dampak positif kepada para pedagang di sepanjang jalan nasional.
Basuki juga mengatakan kondisi prasarana jalan baik jalan tol maupun jalan nasional relatif baik dan tidak mengalami masalah. "Kalau di bidang PUPR, kesiapan prasarana jalan tol dan jalan nasional baik yang di Pulau Sumatera maupun Pulau Jawa, Alhamdulillah tidak ada masalah,” kata Basuki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita Rest Area lainnya di Tempo.co