Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Patahnya si Fuso

Perusahaan angkutan rihar santika menuntut ganti rugi pt. srikandi berlian motor dealer pt. krama yudha tiga berlian motor, karena beberapa chassis truk fuso fm retak bahkan ada yang patah.

18 April 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CHASSIS buat sebuah truk ibarat tulang punggung bagi manusia. Apa jadinya bila chassis, yang harus menanggung beban ribuan kg itu, mendadak patah? Sebuah pertanyaan yang sebelumnya tidak pernah terlintas sedikit pun di benak Wesly Situmorang, direktur perusahaan angkutan Rihar Santika. Tapi itulah yang terjadi: chassis sebuah truk Fuso Mitsubishi miliknya patah mendadak -- sementara chassis 10 unit truk lainnya retak-retak. Padahal, truk-truk itu baru dioperasikan 18 hari. "Tapi kalau yang sudah retak itu dipakai terus, tidak lama lagi akan patah juga, ujarnya. Kecelakaan fatal itu, hari-hari ini, sedang hangat dibicarakan kalangan industri otomotif. Apalagi sesudah Wesly diketahui mengklaim PT Srikandi Berlian Motor, dealer PT Krama Yudha Tiga Berlian Motor (KTB). Selain menuntut perbaikan atas 11 truk yang rusak, Wesly juga meminta agar KTB memberikan ganti rugi Rp 100 ribu/truk/hari, selama perbaikan dilakukan. Agen tunggal Mitsubishi itu menyanggupi, dan ketika reparasi selesai, Desember lalu, Rihar Santika menerima ganti rugi lebih dari Rp 130 juta. "Tapi itu masih kurang," katanya. Perhitungannya, menurut Wesly, selama dioperasikan di Pertambangan Batu Bara Bukit Asam, setiap truk bisa menghasilkan Rp 300 ribu. Dalam perjanjian kontrak kerja, juga disebutkan, tanah basah yang diangkut Rihar Santika tidak lebih dari 4,4 m3, atau sekitar 7,2 ton per rit. Dengan jarak maksimal dua kilometer, pulang-pergi. Jadi, baik berat yang diangkut maupun jarak yang ditempuh sudah ditentukan. "Buat apa kami mengangkut lebih, toh dibayarnya pun dihitung per rit," kata Wesly, menangkis tuduhan yang menyebutkan, kerusakan disebabkan oleh beban yang diangkut melebihi kekuatan Fuso FM yang hanya 8,5 ton. "Bahkan saya yakin, 20 unit yang kami beli Juni tahun lalu merupakan kesalahan produksi dari KTB," tuduhnya. Buktinya, 20 unit Fuso yang dibeli antara 1981 dan 1985 tidak pernah mengalami kerusakan yang fatal. Keyakinan Wesly makin bertambah sesudah PT Asuransi Puri Asih menolak klaim Rihar, dengan alasan, "Sebelas truk yang rusak itu disebabkan oleh cacat bawaan." Kesimpulan tersebut diambil, katanya lebih lanjut, setelah petugas Puri Asih melakukan penelitian di lapangan. Kejadian seperti itu, kata Tomoyuki Okusa dari Mitsubishi Motor Corp. (MMC), pernah juga menimpa RRC dua tahun lalu. Pabrik mobil itu rugi sampai Y 20 milyar, karena harus mengganti hampir 6.000 truk yang sudah telanjur diekspornya dengan yang baru. "Kami terpaksa melakukan ganti rugi, karena melihat potensi pasar di sana sangat baik," katanya. Memang, di Indonesia sendiri, Fuso FM merupakan pekerja di kelasnya. Lihat saja, kalau saingannya, seperti Hino dan Nissan, masing-masing hanya bisa terjual 1.000 unit setahun, FM bisa melaju sampai 1.700 unit lebih. Edward Wanandi, Dirut PT Gemala Kempa Daya yang merakit chassis untuk Fuso, Nissan, dan Hino, ternyata bingung mendengar peristiwa itu. Menurut dia, baik desain maupun alat-alat produksi telah ditentukan oleh pemegang merk. Juga bahan baku yang berupa baja diimpor langsung dari tiga pabrik di Jepang, Nippon Steel, Nippon Kokan, dan Kawasaki Steel. "Kami hanya sekadar menjahit, sehingga kerusakan itu hanya bisa disebabkan oleh dua faktor, kualitas bahan baku, atau kesalahan desain," katanya. Mungkin, ketidakjelasan itu pula, yang menyebabkan pihak Departemen Perindustrian berhati-hati dalam menurunkan sanksi. "Kami tidak akan langsung memerintahkan penarikan Fuso FM dari pasar, tapi akan menelitinya dulu," kata Eman Yogasara, Dirjen Industri Mesin dan Logam Dasar. Budi Kusumah Laporan Biro Jakarta & Seiichi Okawa (Tokyo)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus