Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pemerintah Bentuk Satgas Khusus Transisi Energi dan Ekonomi Hijau

Pemerintah bentuk satuan tugas transisi energi dan ekonomi hijau untuk mencapai target pengurangan emisi.

24 Maret 2025 | 17.38 WIB

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto, di Istana Negara, Jakarta, 19 Maret 2025. Dalam rapat ini Kepala Negara berencana akan menemui sejumlah investor setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok ke titik terendah semenjak pandemi Covid-19 ke level 6.300, hingga menyentuh minus 6,11 persen atau di level 6.076, memicu pembekuan sementara perdagangan (trading halt) oleh PT Bursa Efek Indonesia. Tempo/Imam Sukamto
Perbesar
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto, di Istana Negara, Jakarta, 19 Maret 2025. Dalam rapat ini Kepala Negara berencana akan menemui sejumlah investor setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok ke titik terendah semenjak pandemi Covid-19 ke level 6.300, hingga menyentuh minus 6,11 persen atau di level 6.076, memicu pembekuan sementara perdagangan (trading halt) oleh PT Bursa Efek Indonesia. Tempo/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut sudah membentuk satuan tugas transisi energi dan ekonomi hijau untuk mencapai target pengurangan emisi. Pembentukan satgas tersebut berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 141 Tahun 2025. “Indonesia tetap menetapkan target pengurangan emisi sebesar 31,89 persen secara mandiri, hingga 43 persen apabila mendapatkan dukungan finansial internasional di tahun 2030,” tutur dia dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin, 24 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Satgas tersebut berada di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang bertujuan untuk koordinasi antar kementerian terkait. “Satgas ini dibentuk memiliki empat kelompok kerja,” kata Airlangga. Empat kelompok kerja itu ialah Pokja Energi Hijau dan Dekarbonisasi Hulu; Pokja Industri Hijau dan Dekarbonisasi Hilir; Pokja Kemitraan, Pembiayaan, dan Investasi Hijau; Pokja Sosial, Ekonomi, Lingkungan Hidup, dan Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sebagai bentuk komitmen untuk program transisi energi Indonesia, Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan atau Just Energy Transition Partnership (JETP) telah diluncurkan pada 2022. Dalam implementasi JETP, pemerintah bekerja sama dengan negara-negara maju yang tergabung dalam International Partners Group (IPG). Nilai komitmen pendanaan mencapai US$ 20 miliar dolar.

Kemitraan IPG itu ini mulanya dipimpin Amerika Serikat dan Jepang, dengan anggota yang terdiri dari Jerman, Denmark, Inggris, Italia, Kanada, Norwegia, Prancis, dan Uni Eropa. Namun AS menarik dukungannya beberapa waktu lalu dan kini posisi kepemimpinan dipegang bersama oleh Jerman dan Jepang.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini memastikan hengkangnya AS dari program JETP tidak akan mengurangi komitmen 9 anggota IPG lainnya. “Pada pertemuan ini adalah komitmen dari Jerman dan Jepang untuk tetap menjadi co-lead daripada JETP walaupun Amerika mengundurkan diri,” tutur dia.

Ia menegaskan komitmen JETP di Indonesia tetap dilanjutkan dengan target mendukung transisi energi di dalam negeri menuju net zero emission pada 2060 atau lebih cepat. Pada program JETP ini, kata Airlangga, sebanyak 54 proyek telah menerima dukungan pendanaan internasional dengan komitmen US$ 1,1 miliar. “Sebanyak 9 proyek mendapatkan pendanaan dalam bentuk pinjaman atau ekuitas, 45 proyek menerima hibah sebesar US$ 233 juta, dan IPG juga mengamankan jaminan sebesar US$ 1 miliar melalui multilateral development bank guarantees untuk mempercepat proyek-proyek transisi energi bersih,” ujarnya.

Airlangga mengatakan Indonesia juga telah mengantongi dukungan dari organisasi internasional seperti The Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) dan Bank Dunia atau World Bank.

Ervana Trikarinaputri

Lulusan program studi Sastra Inggris Universitas Padjadjaran pada 2022. Mengawali karier jurnalistik di Tempo sejak pertengahan 2024.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus