Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan menggelar operasi pasar melalui program Gerakan Pangan Murah (GPM) secara nasional sebelum dan sepanjang Ramadan. Operasi pasar ini akan berlangsung pada 24 Februari hingga akhir Maret 2025. "Operasi pasarnya nanti bukan hanya di Jakarta, tetapi di seluruh Indonesia," ujar Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi dalam keterangan resmi yang diterima Tempo, Kamis, 20 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam operasi pasar ini, pemerintah menyiapkan sejumlah komoditas yang akan dijual di bawah harga eceran tertinggi (HET). Unsur-unsur yang terlibat antara lain dinas pangan, dinas perdagangan, dan dinas pertanian di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota serta Kantor Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementan yang ada di 34 provinsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara BUMN yang terlibat antara lain Perum Bulog, ID FOOD ditambah PT Pos Indonesia yang memiliki jaringan 4.500 kantor se-Indonesia. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), PT Charoen Pokphand Indonesia, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, dan 452 Kios Pangan di 31 provinsi dan 102 kabupaten/kota juga akan mendukung program ini.
Pemerintah telah menetapkan target kuantitas pangan pokok strategis yang akan disalurkan dengan harga murah. Komoditas itu yakni MinyaKita sebanyak 70 ribu kiloliter dengan pembagian Bulog 50 ribu kiloliter dan 20 ribu ton disalurkan oleh ID FOOD. Ada pula gula konsumsi sebanyak 50 ribu ton, terdiri dari PTPN 43 ribu dan ID Food 7 ribu ton.
Sementara bawang putih total 20 ribu ton akan dijual murah oleh 21 pelaku usaha. Untuk daging kerbau beku total 19 ribu ton akan diambil dari stok PT Berdikari 10 ribu ton dan PT PPI 9 ribu ton. Terakhir, beras sebanyak 100 ribu ton akan didistribusikan Bulog di seluruh Indonesia.
Dengan begitu, total target bahan pangan murah yang akan disalurkan pemerintah sebanyak 189 ribu ton dalam bentuk gula, bawang putih, daging kerbau beku, dan beras, ditambah MinyaKita 70 ribu kiloliter. "Untuk pengawasannya, nanti teman-teman Satgas Pangan Polri," ujar Arief.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tren inflasi pangan secara tahunan kerap mengalami kenaikan di momentum Ramadan dan Idulfitri. Pada Maret 2023, inflasi pangan berada di 5,83 persen dan April 2023 di 3,74 persen. Kemudian pada Maret dan April 2024 masing-masing berada di 10,33 persen dan 9,63 persen. Tahun ini, inflasi pangan dibuka di angka 3,07 persen di Januari. Angka ini masih dalam koridor target inflasi komponen volatile food yang dicanangkan pemerintah di kisaran 3 sampai 5 persen.