Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anda mungkin pernah mendengar istilah paradoks dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk istilah yang asing dan jarang digunakan, pengertian mengenai paradoks kerap kali dicari oleh sejumlah orang. Meski begitu, istilah ini sering kali sulit untuk dipahami.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir dari Scribbr, paradoks adalah pernyataan atau situasi yang memancing pikiran yang tampak saling bertentangan atau ironis. Beberapa paradoks mengungkapkan kebenaran melalui pernyataan yang tampaknya tidak rasional, sementara yang lain mengungkap kelemahan dalam penalaran konvensional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai paradoks, simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
Definisi Paradoks
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), paradoks adalah pernyataan yang seolah-olah bertentangan (berlawanan) dengan pendapat umum atau kebenaran umum, akan tetapi kenyataannya mengandung kebenaran.
Berdasarkan buku Fenomena Paradoksal Dalam Ruang Sosial, paradoks adalah kata serapan dari bahasa Inggris, yakni paradox. Ini merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu “para” artinya bertentangan dengan, dan “dox” artinya opini.
Jadi secara harfiah paradox artinya bertentangan dengan opini. Paradox juga sering diartikan dengan penyampaian pendapat yang bersifat kontradiktoris.
Pengertian paradoks juga dapat berbeda-beda sesuai dengan latar belakang pendidikan dan kajian ilmunya. Dalam ilmu fisika, dikenal istilah paradoks kembar untuk menjelaskan teori relativitas Einstein atau dikenal pula dengan paradoks waktu.
Di bidang filsafat moral, Adam Smith mengenalkan teori paradoks nilai atau paradoks berlian-air. Teori ini didasarkan pada pemahaman mengapa air yang jelas lebih berguna untuk manusia dalam bertahan hidup memiliki nilai yang lebih rendah bila dibandingkan dengan berlian.
Sementara dalam bidang sastra paradoks biasanya digunakan untuk mengungkapkan pengamatan filosofis dengan cara yang mudah diingat dan terkadang lucu. Selain itu, paradoks juga dapat digunakan secara satir untuk mengungkapkan kritik.
Klasifikasi Hukum Paradoks
Mengutip dari Twinkl, seorang seniman asal Inggris Patrick Hughes, menciptakan tiga hukum yang mengklasifikasikan fenomena paradoks. Hukum-hukum tersebut adalah sebagai berikut:
1. Referensi Diri
Salah satu hukum paradoks adalah referensi diri. Ini terjadi ketika paradoks merujuk dirinya sendiri dalam pernyataannya. Contohnya adalah paradoks pembohong, yang menyatakan, "Kalimat ini salah."
2. Kontradiksi
Hukum ini terjadi ketika pernyataan paradoks menghadapi masalah yang bertentangan dengan dirinya sendiri. Hal ini ditunjukkan dalam paradoks tentang seorang pria yang berbicara dengan jin dan berharap agar keinginannya tidak dapat terwujud.
Kontradiksi di sini terletak pada kenyataan bahwa, agar keinginan ini terwujud, keinginan itu harus dikabulkan. Akan tetapi, dengan melakukan hal itu, dia menentang hakikat keinginan itu sendiri.
3. Sirkulasi Ganas atau Regresi Tak Terbatas
Hukum paradoks yang satu ini berlaku saat tidak ada akhir yang jelas bagi paradoks dan paradoks itu ada dalam lingkaran tak terbatas.
Sekali lagi, paradoks pembohong menunjukkan hal ini. Dalam kasus ini, pernyataan terus-menerus dibantah dan ditegaskan, tanpa pernah ada kesimpulan konkret yang dibuat.
Contoh Paradoks
Berikut ini beberapa contoh paradoks yang populer.
1. The Grandfather Paradox (Paradoks Kakek)
Salah satu contoh paradoks yang terkenal adalah The Grandfather Paradox. Perjalanan waktu selalu menjadi konsep populer dalam genre fiksi ilmiah. Hal ini, pada gilirannya, telah menyebabkan banyak perdebatan dan pertanyaan filosofis mengenai hakikat perjalanan waktu. Salah satu paradoks yang muncul dari diskusi ini adalah paradoks kakek.
Paradoks kakek adalah sebagai berikut: Seorang pria membangun mesin waktu dan kembali ke masa lalu untuk membunuh kakeknya. Dengan melakukan itu, ia memastikan bahwa orang tuanya tidak akan pernah lahir dan, akibatnya, ia pun tidak akan lahir.
Namun, jika ia tidak pernah lahir, maka tidak ada seorang pun yang akan kembali ke masa lalu dan membunuh kakeknya. Ini berarti orang tuanya akan lahir, dan akhirnya ia akan lahir.
Paradoks perjalanan waktu ini menimbulkan pertanyaan: jika Anda kembali ke masa lalu dan menghentikan diri Anda untuk dilahirkan, bagaimana Anda bisa melakukan perjalanan kembali ke masa lalu untuk mencegah hal ini terjadi sejak awal?
2. Ship of Theseus Paradox (Paradoks Kapal Theseus)
Dalam mitologi, Theseus adalah raja Athena, dan pada masanya, ia berlayar dengan kapalnya yang terkenal. Kapal itu kemudian disimpan di pelabuhan Athena sebagai peringatan.
Namun, seiring berjalannya waktu, kapal tersebut mulai membusuk. Potongan-potongan kayu tersebut diganti, dan seiring dengan semakin banyaknya bagian yang mulai membusuk, bagian-bagian tersebut juga ikut diganti. Hal ini terus berlanjut hingga kapal tersebut seluruhnya terbuat dari kayu baru.
Paradoks disini terletak pada pertanyaan: Apakah kapal tersebut masih merupakan kapal Theseus?
Jika kapal itu tidak berisi bagian-bagian bekas kapal aslinya, apakah kapal itu masih merupakan kapal terkenal yang sama?
Namun, jika semua potongan kayu yang dibuang digunakan dalam pembangunan kapal, apakah ini akan menjadi kapal Theseus yang asli? Jika demikian, lalu kapal apakah yang ada di pelabuhan Athena itu?
Pilihan Editor: 50 Contoh Kalimat Opini Beserta Ciri dan Jenisnya