Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam hidupnya, manusia pasti memiliki keinginan agar bisa selalu berbuat baik dan menyenangkan orang lain. Bahkan terkadang beberapa manusia lebih memilih untuk mengutamakan kepentingan orang lain dibanding kepentingan pribadi. Orang yang cenderung mengesampingkan diri sendiri dan lebih memprioritaskan orang lain itu dikenal dengan istilah people pleasure.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Istilah people pleasure memang belakangan ini sedang ramai diperbincangkan. People pleaser sendiri merupakan sebutan untuk seseorang yang selalu berusaha menyenangkan orang-orang di sekitarnya. Ciri umumnya adalah kesulitan untuk mengatakan 'tidak' kepada orang lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Istilah "people pleaser" mengacu pada seseorang yang memiliki keinginan kuat untuk menyenangkan orang lain, meskipun sampai harus mengeluarkan biaya sendiri. People pleaser kerap merasa bahwa keinginan dan kebutuhan diri sendiri tidak penting. Mereka cenderung memikirkan bagaimana cara untuk menyenangkan orang lain meski dirinya sendiri harus mengalah.
Sebenarnya, tidak ada yang salah jika Anda menjadi people pleaser. Apalagi people pleaser memiliki sifat mulia yakni ingin membuat orang lain senang. Namun, jangan sampai keinginan untuk menyenangkan orang lain itu justru menjadi bumerang bagi diri sendiri.
Sebab tak jarang people pleaser yang secara konsisten berusaha untuk menyenangkan orang lain, seringkali mengorbankan keinginan atau kebutuhannya sendiri. Bahkan pengorbanan mereka bisa jadi berujung merugikan diri sendiri, salah satunya berujung pada masalah kesehatan mental.
Sebenarnya, apa yang menyebabkan seseorang menjadi people pleaser? Apakah people pleaser bisa dihentikan? Untuk mengetahui lebih lanjut, simak terus penjelasan berikut ini.
Penyebab Seseorang Menjadi People Pleasure
Mengutip dari MedicalNewsToday, People pleaser sendiri bukanlah istilah medis, jadi tidak ada definisi klinis untuk artinya. Meski begitu, ada beberapa faktor penyebab seseorang menjadi people pleasure, meliputi:
1. Harga Diri Rendah
Penyebab pertama seseorang menjadi people pleaser adalah karena merasa harga dirinya rendah. Orang yang merasa dirinya kurang berharga atau harga dirinya lebih rendah dari orang lain mungkin merasa kebutuhannya tidak penting. Mereka mungkin kurang memiliki kesadaran akan pentingnya diri sendiri atau bisa juga kurang memahami tentang apa yang mereka inginkan. Sehingga people pleaser akan merasa bahwa mereka menjadi tidak punya tujuan hidup apabila tidak bisa menyenangkan orang lain dalam hidupnya.
2. Rasa Cemas Tinggi
Beberapa people pleaser selalu berusaha untuk menyenangkan orang lain karena mereka merasa memiliki rasa cemas yang tinggi. Seseorang bisa menjadi people pleaser karena cemas apabila menerima, menolak atau menyebabkan orang lain tersinggung. Sebagai contoh, seseorang dengan kecemasan tinggi mungkin merasa harus melakukan apa pun yang diinginkan temannya, agar orang lain menyukainya. Apabila people pleaser menolaknya, maka akan merasa bersalah.
3. Menghindari Konflik
Seseorang bisa menjadi people pleaser karena memilih untuk menghindari konflik. Orang-orang yang takut akan konflik lebih memilih untuk menghindarinya daripada menghadapi konflik itu sendiri. Cara untuk menghindari terjadinya konflik salah satunya adalah dengan selalu menyenangkan orang lain. Bahkan mereka juga memilih untuk mengalah dan menuruti apa kata orang lain. Cara itu dianggap bisa mencegah perselisihan.
4. Budaya dan sosialisasi
Penyebab seseorang menjadi people pleaser ternyata bukan hanya berasal dari internal diri saja tapi juga eksternal contoh nya berasal dari budaya keluarga, komunitas, atau negara. Budaya bisa mempengaruhi cara pandang manusia terhadap orang lain.
Contohnya adalah mungkin beberapa budaya mengajarkan bahwa mementingkan diri sendiri adalah suatu kebajikan atau kebutuhan kolektif yang lebih penting daripada individu. Ajaran tersebut kemudian tertanam dalam pikiran hingga menyebabkan seseorang menjadi people pleaser.
5. Gangguan kepribadian
People pleaser ternyata juga bisa disebabkan karena gangguan kepribadian berupa gangguan kesehatan mental jangka panjang. Contohnya gangguan kepribadian dependen (DPD). Gangguan mental tersebut bisa menyebabkan seseorang merasa sangat bergantung pada orang lain untuk mendapatkan bantuan dan persetujuan dalam berbagai aspek kehidupan.
Misalnya, mereka mungkin membutuhkan pendapat orang lain untuk membuat keputusan sederhana, seperti memilih apa yang akan dikenakan.
Cara Berhenti Jadi People Pleaser
Seseorang yang menjadi people pleaser terkadang mengakibatkan kerugian untuk diri sendiri. Untuk menghindari kerugian, maka ada beberapa cara berhenti menjadi people pleaser. Langkah yang dapat membantu Anda berhenti menjadi people pleaser meliputi:
1. Mulai Komitmen
Cara paling kecil dan paling mudah untuk berhenti menjadi people pleaser adalah dengan mulai berkomitmen terhadap diri sendiri. Tanamkan dalam pikiran bahwa Anda harus mementingkan kesenangan pribadi dulu dibanding orang lain. Mungkin langkah ini akan sulit dilakukan di awal-awal. Tapi, cobalah untuk berkomitmen memenuhi satu kebutuhan pada satu waktu.
2. Mengulur-ulur waktu
Seperti diketahui, salah satu ciri people pleaser adalah selalu setuju dan mengiyakan pendapat orang lain meski diri sendiri harus berkorban. Agar bisa berhenti jadi people pleaser, cobalah untuk berpikir sejenak ketika seseorang mengajukan permintaan. Hal itu bertujuan untuk mengulur waktu supaya Anda bisa berpikir terlebih dahulu daripada langsung menjawabnya.
3. Menetapkan Batas Waktu
Selain mengulur waktu, Anda juga bisa menetapkan batas waktu ketika orang lain mengajukan permintaan. Saat Anda mengatakan ya untuk sesuatu, jangan lupa untuk sertakan batas waktu atau tenggat waktu daripada menunggu orang lain mengatur jadwal. Misalnya, ketika Anda setuju untuk mengasuh anak bersama pasangan, maka Anda juga harus menetapkan jam-jam tertentu agar tidak dimanfaatkan.
4. Biasakan Bilang "Tidak"
Dalam banyak situasi, seorang yang menjadi people pleaser kesulitan untuk bilang "tidak" pada orang lain karena merasa tidak enak. Tapi ada cara yang bijaksana untuk mengatakan tidak, yakni dengan berlatih atau membiasakan diri. Mungkin saja menghentikan kebiasaan untuk selalu menyenangkan orang bisa menjadi hal sulit. Tapi apabila dilatih dan dibiasakan, maka sifat people pleaser bisa teratasi.
5. Minta Bantuan Profesional
Pada beberapa kasus, beberapa orang menjadi people pleaser karena memiliki gangguan kepribadian. Untuk mengatasi hal itu, maka dibutuhkan bantuan profesional seperti pakar kejiwaan atau psikolog untuk mengidentifikasi perilaku tersebut. Sebagai ahlinya, psikolog atau psikiater tentu bisa membantu seseorang yang menderita gangguan kepribadian berhenti menjadi people pleaser.
Membantu orang lain memang tidak salah, namun ketika Anda sudah terjebak dalam mengutamakan kepentingan orang lain daripada diri sendiri, maka hal tersebut yang perlu dibatasi. Semoga cara mengatasi menjadi people pleaser di atas bisa membantu.
Pilihan editor : Apa Arti People Pleaser? Istilah Gaul yang Sedang Viral di Media Sosial
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.
RIZKI DEWI AYU