Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Perbaikan Tol Bocimi Ditargetkan Selesai Akhir Tahun

Perbaikan permanen Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi ruas Ciawi-Sukabumi ditargetkan selesai pada akhir tahun ini.

25 Mei 2024 | 09.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perbaikan permanen Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi ruas Ciawi-Sukabumi seksi 2 KM 64+600 pascalongsor pada April lalu, masih berlangsung. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan perbaikan ini rampung sebelum libur Natal dan tahun baru 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR Apri Artoto mengatakan saat ini ada dua alternatif penanganan permanen pada ruas tol yang terkena longsor tersebut. “Ada pemasangan soldier pile sepanjang 60 meter dengan waktu pemasangan empat bulan dan pembuatan jembatan 2 x 25 meter dengan waktu pelaksanaan lima bulan,” kata Apri ketika meninjau Tol Bocimi pada Rabu, 22 Mei 2024, dikutip dari siaran pers Kementerian PUPR.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, penanganan sementara telah dilakukan dengan pemasangan steel sheet pile pada lokasi longsor. Apri mengatakan, penangan permanen rampung sebelum libur Natal dan tahun baru 2025 karena pada periode libur sebelumnya, trafik jalan di tol ini cukup tinggi. “Jika tidak difungsikan ruas tol Ciawi-Sukabumi ini, akan terjadi kemacetan cukup parah di jalan nasional,” kata Apri.

Tol Bocimi KM 64+600 longsor pada Rabu, 3 April 2024. Insiden ini menyebabkan dua pengendara Isuzu Panther mengalami luka-luka.  Tol ini pun mendapat sorotan karena longsor terjadi ketika belum tepat setahun diresmikan.

Mengutip Antara, Tol Bocimi baru diresmikan Presiden Jokowi pada 4 Agustus 2023. Dokumen Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sehari setelah kejadian longsor mengungkapkan kepada media terdapat dugaan salah pasang drainase di permukaan jalan. Kesalahan desain, penempatan, dan pelaksanaan konstruksi menjadi penyebab gagal fungsinya

Direktur Utama PT Trans Jabar Tol Abdul Hakim mengatakan kejadian longsor ini diduga disebabkan kondisi force majeure alam. “Akibat tingginya intensitas hujan," ujarnya. Force majeure yaitu peristiwa yang tidak dapat diantisipasi dan diprediksi, contohnya akibat bencana banjir, gempa, dan erosi.gorong-gorong.

Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut kilometer 64 yang merupakan lokasi terjadinya longsor di tol Bocimi tergolong ke dalam zona kerentanan gerakan tanah menengah yang ditandai dengan warna kuning di peta khusus gerakan tanah. Faktor geomorfologi (kelerengan), geologi dan struktur geologi, pelapukan, tanah, geohidrologi, dan tata guna lahan disebut sebagai faktor penyebab daerah tersebut masuk ke zona yang dimaksud. 

 RIRI RAHAYU | MELINDA KUSUMA NINGRUM | ANTARA

 

 

 

 

 

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus