Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemadaman listrik serentak di Pulau Jawa-Bali pernah terjadi pada 18 Agustus 2005. Mati listrik massal ini memperngaruhi sekitar 120 juta orang, hampir setengah dari populasi di Indonesia.
Mati listrik ini terjadi akibat kerusakan pada jaringan transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV Jawa-Bali.
Awal Mula Mati Lampu
Dilansir dari p2k.stekom.ac.id, awal terjadi peristiwa ini pada pukul 08:59 WIB, di mana operasi PLTU Suralaya unit 6 dan 7 terhenti. Ini mengakibatkan sistem kekurangan pasokan sebesar 1.200 megawatt. Untuk mengembalikan sistem ke kondisi normal, PLN langsung menggunakan PLTA Saguling, PLTA Cirata, dan PLTGU Muara Tawar yang biasanya baru beroperasi saat beban puncak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akibat pengoperasian ketiga pembangkit tersebut, aliran daya pada SUTET 500 KV Saguling-Cibinong menjadi semakin besar, mendekati batas aman 2.000 Ampere. Kemudian pada pukul 10.23, tiba-tiba SUTET Saguling-Cibinong terganggu sehingga sistem Jawa-Bali terpisah dua bagian.
Gangguan ini mengakibatkan beberapa unit pembangkit besar terlepas dari jaringan, yakni PLTU Paiton unit 7 dan 8 serta enam unit PLTU Suralaya. Kegagalan jalur transmisi 500 kilovolt antara Cilegon dan Saguling di Jawa Barat memutus pasokan listrik, menyebabkan pemadaman besar-besaran sebesar 5.000 megawatt.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jaringan yang terganggu adalah jalur Cilegon-Cibinong-Saguling. Jaringan ini merupakan satu-satunya jaringan penghubung daya dari PLTU Paiton di Jawa Timur ke Jawa Barat. Sebelumnya, pada September 2002 , jalur yang sama pernah terganggu dan menyebabkan listrik mati selama dua hari. Hingga sekitar tiga jam setelah awal kejadian, baru sekitar 45 persen daya listrik yang pulih.
Dikutip dari theblackoutreport.co.uk, ketiadaan listrik yang tiba-tiba mengakibatkan pemadaman listrik di sebagian besar kedua pulau, termasuk ibu kota Indonesia, Jakarta. Hal ini menyebabkan kekacauan bagi para komuter yang bergantung pada kereta api bertenaga listrik.
Di daerah Jakarta dan Banten, pemadaman listrik berlangsung sekitar 3 jam. Namun untuk seluruh Jawa-Bali membutuhkan waktu hingga 24 jam.
THE BLACKOUTREPORT
Pilihan editor: PLN Jakarta Raya Targetkan Pemeliharaan Gardu Tanpa Perlu Mematikan Listrik