Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) tengah menjadi sorotan usai terbongkarnya kasus dugaan korupsi tata kelola minyak dan produk kilang dengan kerugian hingga Rp 193,7 per tahun selama 2018-2023. Kekecewaan sebagian masyarakat semakin menjadi-jadi setelah Kejagung mengungkap adanya modus pengoplosan Pertalite (RON 90) menjadi Pertamax (RON 92).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akibatnya, tidak sedikit orang yang membandingkan kinerja Pertamina dengan perusahaan minyak dan gas bumi (migas) milik Pemerintah Malaysia, yaitu Petroliam Nasional Berhad (Petronas). Perbandingan dilakukan sejumlah warganet mengingat Negeri Jiran merupakan negara tetangga dekat Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas, bagaimana sebenarnya perbandingan aset Pertamina dan Petronas?
Perbandingan Aset Pertamina Vs Petronas
Petronas Carigali Sdn. Bhd didirikan pada 1978 sebagai cabang operasi eksplorasi dan produksi, yang mencakup portofolio sumber daya dan jenis kegiatan yang luas. Dibangun untuk membuka potensi energi Malaysia, Petronas awalnya hanya mempunyai 15 karyawan dan dua saluran telepon.
Sementara itu, Pertamina berawal dari PT Perusahaan Minyak Nasional atau Permina yang didirikan pada 10 Desember 1957. Dengan demikian, dari segi usia Pertamina jauh lebih senior.
Berdasarkan wawancara Tempo bertajuk Mohd. Hassan Marican: Dulu Kami Belajar dari Pertamina pada Senin, 12 Mei 2008, mantan Presiden dan Ketua Pegawai Eksekutif Petronas Dagangan Berhad Tan Sri Mohd. Hassan Marican mengakui bahwa pihaknya pernah berguru dari Pertamina.
“Jika dilihat dari kemampuan secara teknis, kami sangat hormat pada Pertamina. Dulu kami belajar dari Pertamina, terutama tentang productivity sharing contract. Pertamina sebagai perusahaan yang lebih dulu berdiri, telah menggunakan sistem yang menjadi standar dunia, dan kami harus mempelajarinya,” kata Hassan.
Mengutip Laporan Keuangan Petronas Group, Petronas membukukan pendapatan sebesar 319.957 juta ringgit Malaysia atau sekitar Rp 1.184 triliun per 31 Desember 2024 (asumsi kurs Rp3.701). Total aset yang dimiliki mencapai 766.673 juta ringgit atau di angka Rp 2.837 triliun.
Sepanjang 2024, Petronas mencatatkan realisasi laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar 114.086 juta ringgit atau setara Rp 422 triliun. Angka tersebut lebih rendah 14,1 juta ringgit atau berkurang 11 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu 128.590 juta ringgit.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro mengatakan bahwa Pertamina mencatatkan pendapatan sebesar US$ 75 miliar atau sekitar Rp 1.210 triliun pada 2024 (kurs Rp16.135). Dari total pendapatan tersebut, lanjut dia, belanja modal atau capital expenditure (capex) yang digelontorkan sebesar US$ 7 miliar.
“Revenue sesuai data yang kita miliki pada akhir tahun 2024, sebesar US$ 75 miliar dan capex yang kita spending US$ 7 miliar,” ucap Wiko dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis, 20 Februari 2025.
Dia menambahkan, total aset yang dikelola Pertamina senilai US$ 90 miliar atau setara Rp 1.452 triliun. Pertamina disebut membawahi 260 entitas, termasuk subholding, portofolio, asosiasi, dan institusi. “Organisasi kita sekarang ini mengelola aset dengan nilai sekitar US$ 90 miliar,” ucap Wiko.