Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Pernah Dijuluki 'Manajer Rp 1 Miliar', Inilah Kilas Balik Perjalanan Karier Mendiang Tanri Abeng

Pada akhir 1996, Tanri Abeng dijuluki sebagai Manajer Rp 1 Miliar karena mendapat bayaran sebesar itu saat memimpin perusahaan milik Aburizal Bakrie.

23 Juni 2024 | 16.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kabinet Presiden Soeharto dan Bacharuddin Jusuf atau B.J. Habibie, Tanri Abeng, wafat pada usia 82 tahun di Rumah Sakit Medistra Gatot Subroto, Jakarta, Ahad, 23 Juni 2024, pukul 02.30.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Profil Tanri Abeng

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tanri Abeng, yang lahir di Selayar, Sulawesi Selatan, pada 7 Maret 1942, adalah seorang pengusaha Indonesia dan mantan Menteri Pendayagunaan BUMN pada Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan.

Perjalananya menuju puncak karier tidak mudah. Tanri bahkan sudah menjadi yatim piatu saat usianya genap 10 tahun sehingga ia tinggal bersama kerabatnya di Makassar. Setelah menamatkan pendidikan SLA di Makassar, ia berangkat ke Amerika Serikat untuk mengikuti program American Field Service (AFS) Exchange Program.

Setelah pulang ke Makassar, ia melanjutkan pendidikan di Universitas Hassanudin, kemudian memutuskan untuk kembali melanjutkan studi ke Amerika Serikat di Graduate School of Business Administration, Universitas New York, dan mendapatkan gelar MBA.

Ia juga sempat mengikuti program management training Union carbide Amerika Serikat sebelum akhirnya ditempatkan di Jakarta sebagai manajer keuangan di perusahaan tersebut, dan bertahan hingga sekitar 10 tahun.

Karier Tanri Abeng semakin bersinar sampai akhirnya ia menjadi Direktur PT Union Carbide Indonesia. Tidak hanya itu, beberapa perusahaan lain yang menyematkan namanya sebagai seorang direktur, di antaranya Agrocarb Indonesia, Karmi Arafura Fisheries (1971-1976), Asia Pacific Brewery Singapura, Bata Indonesia, Ketua B.A.T Indonesia dan Ketua Mitratel Indonesia. Kemudian, pada 1977-1979, ia merangkap sebagai manajer pemasaran Union Carbide Singapura.

Tanri Abeng juga sempat menjadi Komisaris di beberapa BUMN, seperti PT Telkom Indonesia, PT Pertamina dan Bursa Efek serta ditunjuk untuk menjadi Presiden Direktur di beberapa deret perusahaan besar. Antara lain di Bakrie & Brothers dan PT Multi Bintang Indonesia (perusahaan bir asal Belanda).

Pada akhir 1996, Tanri Abeng dijuluki sebagai Manajer Rp 1 Miliar karena mendapat bayaran sebesar itu ketika memimpin perusahaan milik Aburizal Bakrie.

Selanjutnya, Tanri mendirikan lembaga pendidikan yang diberi nama sesuai dengan nama panjangnya, yaitu Universitas Tanri Ageng yang berlokasi di Ulujami, Pesanggahan, Jakarta Selatan. Anggaran untuk mendirikan kampus ini diperolehnya dari hasil penjualan Hotel Aryaduta miliknya dari hasil mitra dengan James Riady (pemilik Lippo Group) pada 1995 di Makassar.

Sementara itu, kiprahnya di pemerintahan terwujud dalam beberapa organisasi pemerintah maupun nonpemerintah, seperti Dewan Pendidikan Nasional mulai 1993 dengan periode jabatan selama lima tahun, Dewan Riset Nasional (1990-1998), Badan Promosi Pariwisata (1990-1996), dan Yayasan Perlindungan Lingkungan.  

Sepak terjangnya di dunia politik sudah dimulai sejak 1991 ketika ia mewakili Golkar sebagai Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Hingga 1998, ia didapuk menjadi Menteri Pendayagunaan BUMN pada Kabinet Pembangunan VII oleh Presiden Soeharto. Jabatan tersebut berlanjut hingga Kabinet Reformasi Pembangunan pada masa kepemimpinan Presiden BJ Habibie.

RISMA DAMAYANTI | HAN REVANDA PUTRA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus