Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Petakan Banjir Sentani, Kementerian ESDM Terjunkan Tim

Kementerian ESDM telah menunjuk tim untuk melakukan serangkaian pemetaan, mengidentifikasi penyebab banjir Sentani di Papua 16 Maret 2019

25 Maret 2019 | 09.18 WIB

Warga mengamankan lukisan perjamuan terakhir Yesus dari gereja yang terendam banjir akibat meluapnya Danau Sentani di Kampung Yoboi, Sentani, Jaya Pura, Papua, Jumat, 22 Maret 2019. Bupati Kabupaten Jayapura menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari terhitung mulai 16 - 29 Maret 2019. ANTARA/Zabur Karuru
Perbesar
Warga mengamankan lukisan perjamuan terakhir Yesus dari gereja yang terendam banjir akibat meluapnya Danau Sentani di Kampung Yoboi, Sentani, Jaya Pura, Papua, Jumat, 22 Maret 2019. Bupati Kabupaten Jayapura menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari terhitung mulai 16 - 29 Maret 2019. ANTARA/Zabur Karuru

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, telah menunjuk tim untuk terjun ke Papua. Tim ini melakukan serangkaian pemetaan untuk mengidentifikasi penyebab banjir Sentani di Papua 16 Maret 2019 lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tim yang telah diterjunkan sejak 20 Maret 2019 tersebut melaporkan bahwa limpahan debit air yang tingggi (overflow) pada sungai pegunungan Cyclops menjadi salah satu penyebab utama terjadinya bencana air bah di wilayah tersebut.

Kepala PVMBG Kasbani dalam informasi yang dihimpun Antara di Jakarta, Senin 25 Maret 2019, menjelaskan bencana banjir Sentani disebabkan oleh tingginya curah hujan yang dibarengi dengan ketidakmampuan Danau Sentani menampung air.

"Permukaan air danau Sentani meningkat, dampak tingginya curah hujan dan aliran sungai pegunungan Cyclops yang bermuara ke Danau Sentani," kata Kasbani.

Tingginya intensitas curah hujan, kata Kasbani, mengakibatkan daerah permukaan menjadi lebih rendah dan terjadi penjenuhan air secara cepat sehingga air tak mampu terserap lagi oleh tanah.

Setelah menyusuri jalur sungai yang terdampak banjir dengan menyusuri Jalan Raya Sentani - Doyo Baru - Kertosari, tim menemukan perubahan morfologi terjal pegunungan Cyclops menjadi wilayah dataran aluvial (tanah endapan). "Ini didukung pula dari keterjalan lereng dan perubahan dari lembah sungai yang relatif sempit lembah menjadi lembah sungai terbuka," ujar Kasbani.

Temuan lain adalah jebolnya bendung alamiah dari sedimentasi longsoran sepanjang dinding sungai dan batu berkururan besar di hulu lembah sungai. "Identifikasi ini diikuti dengan pembelokan beberapa alur sungai," kata Kasbani.

Baca: Banjir Sentani, PLN Telah Pulihkan 69 Gardu ...

Banjir bandang yang melanda pada Sabtu (16/3) lalu telah menghancurkan pemukiman setempat. Rumah, jembatan dan bangunan lain hanyut diterjang derasnya aliran air. "Landaan aliran bahan rombakan berupa batuan berukururan boulder, yaitu diameter lebih dari 64 milimeter. Jenis batuan didominasi jenis batuan metamorf (malihan) berjenis Sekis Mika, Gneiss yang sebagian mengandung urat kuarsa," ungkap tim lapangan yang dipimpin oleh Agus Budianto.

Hasil pemetaan banjir Sentani ini telah dikonsolidasikan dengan Pemerintah Daerah setempat melalui Bupati Jayapura Mathius Awoitauw. " Untuk penanggulangan bencana dan potensi ancaman serupa di masa mendatang," kata Agus. 

ANTARA 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus