Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) berhasil mengoperasikan kabel bawah laut sepanjang 36 kilometer line ketiga (sirkit III) jaringan interkoneksi Sumatra-Bangka. Interkoneksi bertegangan 150 kiloVolt (kV) ini makin memperkuat keandalan pasokan listrik di wilayah tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN Wiluyo Kusdwiharto menjelaskan, pengoperasian kabel listrik bawah laut terpanjang di Indonesia tersebut diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan keandalan listrik, namun juga mendorong perekonomian masyarakat Bangka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Beroperasinya kabel listrik sepanjang 36 kilometer ini akan membawa angin segar bagi pertumbuhan ekonomi di Bangka. Potensi pertumbuhan ekonomi di sektor usaha skala kecil, menengah hingga besar seperti tambak udang, hotel, smelter timah dan pengolahan sawit tidak perlu khawatir akan kebutuhan listrik yang besar untuk keberlangsungan proses produksinya," ucap Wiluyo dalam keterangan tertulis, Kamis, 15 Desember 2022.
Wiloyo mengatakan sistem interkoneksi tersebut, selaras dengan rencana pemerintah untuk menyambungkan jaringan kelistrikan di berbagai pulau.
Sebelumnya pengoperasian line pertama kabel bawah laut Sumatra-Bangka telah resmi beroperasi untuk melayani kebutuhan listrik masyarakat Bangka pada 16 April 2022.
Pemerintah telah merencanakan adanya super grid, yaitu infrastruktur kelistrikan yang membentang dari timur hingga ke barat. Pihaknya akan memperhatikan juga faktor penawaran dan permintaan dalam interkoneksi tersebut.
Wiluyo mengatakan bahwa dengan pemberian tegang an line ketiga interkoneksi kabel bawah laut 150 kV Sumatra-Bangka tersebut akan memberikan tambahan daya sebesar 20 Megawatt (MW) ke arah Bangka dan akan dinaikkan terus secara bertahap.
"Sistem interkoneksi ini juga semakin meningkatkan keandalan sistem kelistrikan dan menghindari defisit daya di Bangka saat terjadi pemeliharaan ataupun gangguan. Kondisi ini memantapkan PLN dalam mewujudkan cita-cita sebagai Perusahaan penyedia layanan kelistrikan yang berkualitas," tuturnya.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Selatan Muhammad Dahlan Djamaluddin menjelaskan, pengoperasian system interkoneksi ini juga sejalan dengan komitmen PLN dalam mengurangi emisi karbon.
“Dengan sistem interkoneksi ini, PLN semakin mantap untuk menonaktifkan seluruh Pembangkit Listrik berbahan bakar minyak yang ada di Bangka, agar dapat sesegera mungkin memenuhi target nett zero emission,” ujar Wiluyo.
"Mohon dukungan untuk PLN dalam membangun infrastruktur ketenagalistrikan, agar listrik semakin andal dan saudara-saudara kita yang belum menikmati listrik dapat segera merasakan manfaatnya," tambah Dahlan.
NABILA NURSHAFIRA