Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Cilacap - Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU Cilacap menargetkan dapat berproduksi secara maksimal pada September 2019.
Baca juga: Diresmikan Jokowi, PLTU Cilacap Tambah 660 MW Listrik Jawa Bali
"Nanti, sekitar bulan September atau Oktober 2019, kami targetkan bisa produksi secara maksimal sebesar 2.260 MW," kata Supervisor Proyek PT Sumber Segara Primadaya selalu pengelola PLTU Cilacap Sutikno di sela peresmian PLTU Cilacap Ekspansi 1x660 MW oleh Presiden RI Joko Widodo di Desa Karangkandri, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Senin, 25 Februari 2019.
Ia mengatakan saat pertama beroperasi pada Februari 2006, PLTU Cilacap memiliki kapasitas produksi sebesar 2x300 MW dan selanjutnya melakukan ekspansi tahap pertama dengan kapasitas sebesar 1x660 MW yang pengoperasiannya diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada hari Senin (25/2).
Sekarang PLTU Cilacap tengah melakukan ekspansi tahap kedua dengan kapasitas produksi 1x1.000 MW yang ditargetkan dapat beroperasi sekitar September 2019 karena saat sekarang sedang dilakukan uji coba.
Dengan demikian, kapasitas produksi PLTU Cilacap secara keseluruhan ke depan mencapai 2.260 MW.
Disinggung mengenai kemungkinan PLTU Cilacap kembali melakukan ekspansi, Sutikno mengatakan hal itu tergantung dari PT PLN (Persero).
"Itu tergantung PLN. Kalau PLN nanti menyuruh bangun, ya bangun, kami kan hanya pelaksana saja," kata dia yang sebelumnya menjabat Field Manager PLTU Cilacap.
Dia memastikan PLTU Cilacap setiap harinya memproduksi listrik sesuai dengan kapasitas pembangkit yang terpasang dan tidak terganggu oleh cuaca.
Bahkan ketika terjadi cuaca buruk di perairan selatan Jawa Tengah, kata dia, pasokan batu bara untuk kebutuhan PLTU Cilacap tetap lancar tanpa adanya gangguan.
"Batu bara sekarang termasuk lancar karena bukan hanya (bongkar) di sini (dermaga khusus PLTU Cilacap, red.), tetapi di Pelabuhan Tanjung Intan juga ada," katanya.
Ia mengatakan kebutuhan batu bara PLTU Cilacap saat sekarang mencapai 17 ribu ton per hari.
"Kami selalu menyiapkan stok batu bara untuk memenuhi kebutuhan selama 20 hari," katanya.
Proyek PLTU Cilacap dikelola PT Sumber Segara Primadaya (S2P) dengan kepemilikan saham sebesar 51 persen dan PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) yang merupakan anak perusahaan PT PLN (Persero) dengan kepemilikan saham 49 persen.
Selain PLTU Cilacap, di Kabupaten Cilacap juga terdapat PLTU Adipala berkapasitas 660 MW yang berlokasi di Desa Bunton, Kecamatan Adipala.
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini