Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membuka perdagangan perdana Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2025. Pembukaan perdagangan saham awal tahun ini mulanya akan diresmikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya atas nama Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, yang beliau menyampaikan salam untuk seluruh pelaku Bursa Efek Indonesia,” ucap Sri Mulyani dalam pidato pembukaan perdagangan saham tahun 2025, di Gedung BEI, Jakarta Selatan, Kamis pagi, 2 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sri Mulyani menyampaikan pesan Prabowo agar masyarakat memasuki tahun baru dengan optimisme untuk menjaga perekonomian Indonesia. “Agar kita mampu terus semakin tangguh, semakin resilient, dan tentu makin menyejahterakan masyarakat secara adil,” ujar dia. Hal ini penting, menurut Sri Mulyani, karena Indonesia kini berada di tengah perekonomian global yang dinamis dan tidak dapat diprediksi.
Sebelumnya, Direktur Utama BEI, Iman Rachman, Iman Rachman, mengatakan 2024 menjadi tahun yang menantang bagi pasar modal Indonesia. Menurutnya, untuk menghadapi kondisi terkini perekonomian dan pasar modal, BEI tidak selalu mengeluarkan kebijakan yang populis.
“Kebijakan yang dikeluarkan oleh bursa tidak populis. Tapi kami percaya bahwa ini semua kita lakukan demi kemajuan pasar modal Indonesia,” kata Iman dalam konferensi pers penutupan perdagangan BEI 2024 di kawasan SCBD, Senin, 30 Desember 2024.
Adapun Iman menargetkan nilai rata-rata transaksi harian saham bisa naik menjadi Rp13,5 triliun pada 2025 ini. Per 27 Desember 2024 lalu, Iman mengatakan rata-rata nilai transaksi harian bursa mencapai Rp12,85 triliun.
“Rata-rata transaksi harian kita saat ini tumbuh hampir 20 persen (dari 2023),” kata Iman.
Sementara itu, untuk nilai rata-rata transaksi efek bersifat utang (EBUS) mencapai Rp1,04 triliun pada 2024. Jumlah ini meningkat 51,9 persen dari 2023 lalu.
Selain target kenaikan rata-rata transaksi harian bursa, Iman mengatakan BEI akan menggenjot jumlah perusahaan yang melantai di bursa (IPO) dan jumlah investor. Ia menargetkan ada 2 juta investor baru pasar modal pada 2025.
Menurutnya, pertumbuhan investor pasar modal di Indonesia tumbuh pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2020, jumlah investor pasar modal berada di angka 3,9 juta. Tumbuh menjadi 7,5 juta pada 2021, 10,3 juta pada 2022, 12,2 juta pada 2023, dan menembus 14,8 juta investor per 27 Desember 2024.
Hammam Izzuddin berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Pemerintah Terapkan Sistem Pajak Coretax, Apa itu?