Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Prabowo Dipastikan Tarik Utang Baru Rp 775,8 Triliun Tahun Depan, Berikut Rinciannya

Prabowo dipastikan bakal menarik utang baru Rp 775,8 triliun tahun depan. Pembiayaan utang berisiko makin mahal.

5 Desember 2024 | 20.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan ketika menghadiri pertemuan tahunan Bank Indonesia 2024 di Grha Bhasvara Icchana, Kompleks Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, 29 November 2024. Dalam sambutannya, Presiden RI Prabowo Subianto mengatakan bahwa kabinet Merah Putih bekerja layaknya layaknya tim sepakbola, kompak dan tidak mengenal tanggal merah. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto dipastikan bakal menarik utang baru sebesar RP 775,86 triliun pada tahun depan. Rencana tersebut tertuang dalam peraturan Presiden (Perpres) Nomor 201 Tahun 2024 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2025

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perpres itu resmi ditetapkan pada 30 November 2024. “Pergeseran rincian Pembiayaan Anggaran dan penggunaannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan,” demikian bunyi pasal 7 dalam Peraturan Presiden nomor 201 tersebut dikutip Kamis, 5 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Utang pemerintah paling banyak bersumber dari surat berharga negara (SBN) yakni sebesar Rp 642.5 triliun. Sisanya berasal dari pinjaman dari dalam dan luar negeri sebesar Rp 133,3 triliun. Angka tersebut meningkat dibanding target utang tahun ini yang sebesar Rp 648,1 triliun. 

Adapun bunga utang yang harus dibayar pemerintah tahun depan sebesar Rp 552.85 triliun. Terdiri dari bunga utang dalam negeri Rp 479,6 triliun dan bunga utang luar negeri Rp 55,2 triliun.

Sebelumnya, Direktur Riset Bidang Makroekonomi dan Kebijakan Fiskal Moneter Center of Reform on Economics (Core), Akhmad Akbar Susamto, mengatakan defisit pada 2025 semakin besar. Imbasnya harus dibiayai dengan menarik utang baru. “Persoalannya adalah biaya utang kita semakin mahal,” ujarnya dalam pemaparan outlook ekonomi Core beberapa waktu lalu.

Saat ini, menurut dia imbal hasil SBN tenor 10 tahun Indonesia makin tinggi. Hal ini berdampak pada meningkatnya pembayaran bunga utang yang dibiayai dari APBN. "Harga dari setiap rupiah, imbal hasil obligasi kita termasuk yang paling tinggi, maka ini perlu menjadi perhatian," kata Akhmad.

Dalam APBN 2025, proyeksi suku bunga SBN 10 tahun ditargetkan sebesar 7,0 persen. Berdasarkan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah yang diumumkan Bank Indonesia 29 November 2024, imbal hasil SBN 10 tahun sebesar 6,88 persen.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus