Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Prabowo Ingin Swasembada Energi, Wamen ESDM Beberkan Upaya Genjot Lifting Minyak hingga Konversi ke Kendaraan Lisrik

Wamen ESDM membeberkan sejumlah upaya agar sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada energi.

25 Oktober 2024 | 06.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mengatakan akan fokus pada ketahanan energi dan pengelolaan sumber daya alam (SDA) untuk mendukung pembangunan serta kesejahteraan masyarakat. Fokus ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada energi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kementerian ESDM telah mengadakan rapat pimpinan untuk mendukung tercapainya swasembada energi. Dalam rapat tersebut, dibahas indikator kinerja utama yang perlu dicapai oleh pejabat Eselon I di Kementerian ESDM. Rapat ini bertujuan untuk memastikan setiap direktorat teknis dapat beroperasi sesuai dengan arahan Presiden Prabowo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yuliot mengatakan bahwa Kementerian ESDM akan fokus pada peningkatan lifting minyak yang saat ini berada di angka sekitar 600.000 barel per hari. Mantan Wakil Menteri Investasi/BKPM itu menekankan pentingnya meningkatkan produksi minyak sesuai dengan target nasional guna mendukung ketahanan energi.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) melaporkan capaian lifting minyak semester I 2024 mencapai 576 ribu barel atau BOPD. Angka itu lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam APBN tahun 2024, yaitu 635 BOPD.

Selain itu, Yuliot menyampaikan bahwa Kementerian ESDM juga berencana untuk melakukan konversi kendaraan dari bahan bakar minyak (BBM) ke listrik. Dia menjelaskan bahwa langkah ini dapat membantu mengurangi konsumsi BBM.

"Semakin banyak penggunaan kendaraan listrik, konsumsi BBM akan berkurang. Ini salah satu strategi penting kita," kata Yuliot dalam keterangan resmi yang diterima Tempo pada Kamis, 24 Oktober 2024.

Upaya lainnya untuk mengurangi konsumsi BBM adalah dengan mengoptimalkan program Bahan Bakar Nabati (BBN), yang saat ini berada pada level B35. Pemerintah berencana untuk meningkatkan campuran biodiesel menjadi B40, B50, hingga B60.

"Saat ini masih di B35, tapi ada rencana untuk naik ke B40, B50, dan B60. Tentu hal ini membutuhkan kebijakan pendukung, termasuk terkait bahan baku biosolar yang berasal dari kelapa sawit. Kita akan mendorong pelaku usaha yang belum mengekspor produk sawitnya untuk memasarkan di dalam negeri sebagai bahan baku biosolar," katanya.

Sebelumnya, Prabowo Subianto dalam pidato pertamanya sebagai presiden mengatakan akan berupaya mencukupi kebutuhan energi nasional atau swasembada di bidang energi. Ia yakin dengan sumber daya yang ada saat ini, Indonesia mampu melakukan swasembada energi. Ia menilai Indonesia telah diberikan karunia oleh Tuhan dengan berbagai kekayaan sehingga tidak perlu bergantung kepada bangsa lain.

“Tanaman-tanaman seperti kelapa sawit bisa menghasilkan solar dan bensin. Kita juga punya tanaman-tanaman lain seperti singkong, tebu, sagu, jagung, dan lain-lain,” kata Prabowo dalam pidato pertamanya usai dilantik di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Ahad, 20 Oktober 2024.

Selain itu, swasembada ini juga dilakukan melalui upaya menggunakan energi panas bumi atau geothermal. Menurutnya, Indonesia mempunyai cadangan yang cukup. Selain itu, masih ada batu bara dan energi dari air yang sangat besar.

“Pemerintah yang saya pimpin nanti akan fokus untuk mencapai swasembada energi,” tuturnya.

Soal swasembada energi juga kembali ditekankan oleh Prabowo pada sidang kabinet paripurna perdana di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2024. Hal ini dibutuhkan karena kondisi geopolitik global yang masih tidak menentu sehingga kemandirian dari sisi energi dan pangan diperlukan oleh Indonesia agar dapat bertahan di situasi yang masih tidak menentu ini.

"Kita harus swasembada pangan, itu prioritas dasar karena situasi global, perang besar, bisa pecah setiap saat. Kita harus jamin kemampuan kita memberi makan rakyat kita sendiri. Swasembada energi, mutlak," kata Prabowo saat itu.

Untuk swasembada pangan, Prabowo mengatakan Indonesia memiliki sumber daya alam yang potensial dan sangat banyak. Potensi tersebut saat ini harus bisa dimanfaatkan dengan bijak tanpa keragu-raguan lewat hilirisasi sumber-sumber tersebut.

Ia juga berharap program hilirisasi juga bisa dilakukan oleh para jajaran kabinetnya agar dapat mewujudkan swasembada energi di Indonesia. Secara khusus untuk hilirisasi mewujudkan swasembada energi, Prabowo menekankan tanggung jawab tersebut ada di beberapa Kementerian seperti Kementerian Investasi Hilirisasi, Kementerian Bappenas, hingga Kementerian ESDM.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus