Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Prabowo Klaim RI Sudah Swasembada Pangan: Kami Tidak Gembar-gembor

Prabowo Subianto menilai swasembada pangan dengan pertama-tama mewujudkan swasembada beras.

3 Februari 2025 | 18.56 WIB

Janji Swasembada Pangan dalam 5 Tahun, Prabowo: Tak Perlu Takut Siapapun di Dunia
material-symbols:fullscreenPerbesar
Janji Swasembada Pangan dalam 5 Tahun, Prabowo: Tak Perlu Takut Siapapun di Dunia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengklaim swasembada pangan akan tercapai dalam beberapa bulan. Capaian ini, menurut dia, lebih cepat dari target awal yakni selama empat tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Sekarang sudah terbukti bahwa target yang saya kasih empat tahun, ternyata mungkin beberapa bulan ini kita sudah swasembada. Tapi kita tidak gembar-gembor. Tidak kita akan umumkan kita swasembada,” ujar Prabowo di Kementerian Pertanian (Kementan), Senin, 3 Februari 2025, dikutip dari siaran resmi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Umum Partai Gerindra itu mengklaim negara yang dipimpinnya kini semakin dekat dengan sasaran swasembada pangan. Target ini akan tercapai dengan pertama-tama mewujudkan swasembada beras, kemudian berlanjut ke swasembada pangan. Namun ia tak merinci bahan pangan apa saja yang akan mencapai swasembada.

“Saya tekankan lagi bahwa masalah swasembada pangan, masalah pangan adalah hidup dan matinya bangsa Indonesia,” ujar mantan Komandan Korps Pasukan Khusus (Kopassus) itu.

Jika Indonesia mau jadi negara maju, ujar Prabowo, pangan harus aman. Ia meminta semua pihak bekerja sama mendukung tujuan ini. Target ini harus dikejar dengan patriotisme yang tinggi.

Guru Besar Institut Pertanian Bogor atau IPB University Dwi Andreas Santosa mengkritik target swasembada pangan itu masih tak jelas. Salah satunya karena ada berbagai pengertian swasembada pangan.

"Swasembada pangan itu pengertian siapa yang dirujuk?” ujar Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) itu saat dihubungi Tempo, Sabtu, 28 Desember 2024.

Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), misalnya, mendefinisikan swasembada pangan sebagai angka nisbah produksi per konsumsi sebesar satu atau lebih besar. Artinya, negara disebut mencapai swasembada pangan jika nisbah rasio produksi sama atau lebih dari satu.

Swasembada pangan juga dapat dilihat dari neraca ekspor-impor. Andreas menjelaskan, sebuah negara bisa disebut mencapai swasembada pangan jika telah mencapai surplus ekspor. Sebaliknya, jika kemampuan negara memenuhi kebutuhan pangan penduduk masih minus, ia belum mencapai swasembada pangan.

Pada 2023, Kepala Biotech Center IPB University ini pernah mencatat realisasi impor pemerintah delapan komoditas pangan, yakni gandum, beras, jagung, bawang putih, gula, ketela pohon, dan kacang tanah. Impor seluruh komoditas itu mencapai 29 juta ton, naik dari 21,95 juta ton pada 2014 dan 8,50 juta ton pada 2004.

"Kalau definisi seperti itu, kiamat kurang satu hari juga enggak akan swasembada. Bagaimana caranya menghapus 29 juta ton untuk delapan komoditas pangan?" ujarnya.

Andreas menilai, target swasembada pangan perlu diubah dari target swasembada berbagai komoditas menjadi target mengerem laju impor pangan. Jika pemerintah mampu mempertahankan impor pangan yang saat ini mencapai 29 juta ton, kata dia, itu sudah sebuah prestasi yang luar biasa.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus