Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan proyek pembangunan tanggul laut raksasa alias Giant Sea Wall dari Banten hingga Gresik akan segera dilaksanakan. Adapun dia mengklaim anggaran untuk proyek tersebut juga sudah tersedia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Giant Sea Wall yang akan selamatkan pantai utara Jawa. Giant Sea Wall harus dari Banten sampai ke Gresik, sekian ratus kilometer harus kita bangun,” kata Prabowo saat memberikan sambutan penutupan Kongres VI Partai Demokrat yang dilaksanakan di Ballroom The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, Jakarta, Selasa, 25 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prabowo optimistis proyek itu dapat berjalan, kendati belum bisa memprediksi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membangunnya. "Saya tidak tahu berapa tahun, insya Allah dengan tekad kita akan bisa," ujarnya.
Adapun, kata dia, anggaran untuk proyek tersebut juga sudah tersedia. "Kami akan putuskan mulai dengan kekuatan sendiri, bukan potensi lagi, kita jelas punya, uangnya siap. Kita mulai secepatnya," kata Prabowo.
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyebut pembangunan tanggul laut raksasa itu masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN) Tahun 2025. Nantinya, Airlangga menjelaskan tanggul laut raksasa Jakarta-Cirebon itu terhubung dengan tanggul pengendali banjir dan rob di Tambaklorok, Semarang, Jawa Tengah yang sudah dibangun.
Presiden Prabowo, kata Airlangga, juga telah memberi arahan kepada jajaran menteri untuk menyiapkan skema pembiayaan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk pembangunan Giant Sea Wall Jakarta-Cirebon.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang ditugaskan Prabowo untuk menjalankan pembangunan Giant Sea Wall dari Banten hingga Gresik mengatakan proyek ini membutuhkan anggaran besar.
Rencananya, Giant Sea Wall tidak hanya dibangun di pesisir utara. Tetapi sampai ke Jawa Tengah, seperti Semarang dan Demak, termasuk ke arah timur sehingga mencakup seluruh pesisir utara Pulau Jawa.
Karena besarnya anggaran yang dibutuhkan, menurut AHY, pemerintah akan berupaya mencari investor karena pemerintah tidak mampu membiayai proyek besar ini sendirian. "Ada keterbatasan anggaran di sana sini. Kami harus mencari sumber-sumber pendanaan yang kredibel," kata AHY usai rapat bersama kementerian teknis di kantornya pada Rabu, 8 Januari 2025.
Dia menambahkan, pemerintah berniat memperkuat skema kerja sama dengan badan usaha serta. "Investasi harus dihadirkan, dari dalam maupun luar negeri," kata dia.
Sementara itu, pada Januari tahun lalu, ketika Prabowo menjabat sebagai Menteri Pertahanan, pembangunan Giant Sea Wall di kawasan utara Pulau Jawa telah disinggung. Saat itu, Menko Bidang Perekonomian Airlangga menyebut estimasi total kebutuhan anggaran pembangunan Giant Sea Wall sebesar Rp164,1 triliun.
"Dari hasil kajian yang telah dilakukan oleh Kementerian PUPR, estimasi kebutuhan anggaran pembangunan tanggul laut dan pengembangan kawasan serta penyediaan air baku dan sanitasi adalah sebesar Rp 164,1 triliun," kata Airlangga dalam acara Seminar Nasional Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut di Jakarta, Rabu, 10 Januari 2024.
Airlangga menyebut anggaran pembangunan tanggul ini akan tercukupi dengan skema pendanaan melalui mekanisme KPBU.
Lebih lanjut, AHY menjelaskan , pemerintah menggagas pembangunan tanggul raksasa ini untuk mengatasi banjir rob dan penurunan muka tanah di pesisir utara Jawa. Dia mengklaim, Pembangunan Giant Sea Wall sudah dipikirkan pemerintah sejak lama, bukan dalam setahun-dua tahun terakhir.
"Kami membuka dokumen-dokumen yang telah ada sebelumnya, studi kelayakan yang dilakukan di tahun atau era (pemerintahan) sebelumnya, untuk mempelajari apakah masih relevan atau ada hal yang perlu diperbarui dan diperbaiki," kata dia.
Meski berencana membangun di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa, AHY menyebut pesisir utara Jakarta menjadi prioritas. Pemerintah sudah berhitung soal proyek ini. "Kami harapkan, selain diperkuat tanggul (laut), dilanjutkan dan dituntaskan pembukaan tanggul pantainya," kata dia.
Selain itu, pemerintah bakal menekan dampak penurunan muka tanah akibat penggunaan air tanah oleh penduduk Jakarta saat ini. Ia mengatakan, pemerintah akan menyuplai air minum dan air bersih dari Bendungan Jatiluhur dan Karian, serta menormalisasi sungai-sungai di Jakarta.
"Jadi, semuanya diperbaiki. Sehingga pada saatnya benar-benar harus dibangun tanggul raksasa, sudah dibereskan masalah-masalah lainnya dan tidak menimbulkan masalah baru," kata AHY.
Yohanes Maharso, Raden Putri Alpadillah Ginanjar, Hendrik Yaputra, dan Riri Rahayu berkontribusi dalam penulisan artikel ini.