Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Profil 10 Managing Director Danantara, dari Bank Dunia hingga CEO Perusahaan Konsultan

Mengenal 10 Managing Director Danantara yang didominasi oleh pakar di bidang ekonomi atau keuangan, mulai dari petinggi INA hingga Bank Dunia.

28 Maret 2025 | 08.00 WIB

Jajaran pengurus Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dalam Meet The Team Danantara Indonesia di Jakarta, 24 Maret 2025. Tempo/M. Taufan Rengganis
Perbesar
Jajaran pengurus Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dalam Meet The Team Danantara Indonesia di Jakarta, 24 Maret 2025. Tempo/M. Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) telah memiliki struktur kepengurusan yang resmi, meliputi Dewan Pengawas, Dewan Pengarah, Dewan Penasihat, Komite Pengawasan dan Akuntabilitas, Board of Danantara, hingga Managing Director.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, terdapat holding operasional di bawah Chief Operation Officer (COO) atau Pelaksana di Bidang Operasional Dony Oskaria dan holding investasi di bawah Chief Investment Officer (CIO) atau Pelaksana di Bidang Investasi Pandu Patria Sjahrir. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Di jajaran Managing Director, terdapat Managing Director Legal Robertus Bilitea, Managing Director Risk and Sustainability Lieng-Seng Wee, Managing Director Finance Arief Budiman, Managing Director Treasury Ali Setiawan, Managing Director Global Relations and Governance Mohamad Al-Arief, serta Managing Director Stakeholders Management Rohan Hafas. 

Kemudian, Managing Director Internal Audit Ahmad Hidayat, Managing Director Human Resources Sanjay Bharwani, Managing Director atau Chief Economist Reza Yamora Siregar, dan Managing Director Head of Office Ivy Santoso. Lantas, seperti apa sosok 10 Managing Director Danantara? 

Profil Robertus Bilitea

Melansir Laporan Tahunan 2020 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau Indonesia Financial Group (IFG), Robertus Bilitea lahir di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 4 Agustus 1966. Dia meraih gelar Sarjana (S1) Hukum dari Universitas Krisnadwipayana pada 1990. 

Selain itu, Robertus juga menempuh pendidikan Magister (S2) Hukum di Universitas Padjadjaran (Unpad) dan lulus pada 2009. Dia merintis karier profesionalnya sebagai pengacara. 

Robertus sempat menjabat sebagai Direktur Hukum Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada 1999-2004. Pada 2013-2014, dia ditunjuk menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), lalu Direktur Eksekutif Hukum LPS pada 2012-2020, dan Komisaris Independen PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada 2019-2023. 

Sejak 11 Februari 2020 hingga 14 Maret 2023, Robertus diangkat menjadi Direktur Utama IFG merangkap Komisaris Utama PT Bahana Sekuritas. Dia juga sempat menduduki kursi Dewan Komisaris PT Bahana Mitra Investa sejak 8 Juni 2020. 

Pada Kamis, 7 September 2023, Robertus dilantik oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menjadi Deputi Bidang Hukum dan Peraturan Perundang-undangan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pelantikannya berdasarkan Surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor: 122/TPA Tahun 2023 tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian BUMN tertanggal 4 September 2023. 

Profil Lieng-Seng Wee

Melihat akun LinkedIn pribadinya, Lieng-Seng Wee dikenal sebagai bankir, praktisi manajemen risiko, konsultan strategi, akademisi, direktur, hingga penasihat bagi perusahaan rintisan (startup). Dia mempunyai hingga 20 tahun pengalaman profesional di berbagai perusahaan dan kemitraan konsultasi lainnya, serta mendirikan perusahaan konsultannya sendiri bernama Dragonfly LLC.

Lieng-Seng Wee pernah berkuliah di National University of Singapore (NUS) dan menyandang gelar sarjana di bidang administrasi bisnis. Dia juga menyandang gelar Master of Business Administration (MBA) dari Wharton School, University of Pennsylvania, Amerika Serikat; serta sertifikasi dari Harvard Business School. 

Karier Lieng-Seng Wee bermula sebagai bankir korporasi di BNP Paribas (1981-1984). Berikutnya, dia beralih menjadi Senior Associate di Booz Allen Hamilton (1985-1990), Managing Director Global Risk Management di Bankers Trust atau Deutsche Bank (1990-1998), dan Partner Capital Market Risk Advisors (1998-1999). 

Tak hanya itu, pada 1999-2000, dia pernah bekerja sebagai Partner and Head Global Risk Management Practice Capco, lalu Board Director Asia Now Resources Corp (2010-2011), Ajun Profesor di Singapore Management University (SMU) (20042015), Dosen di Peking University (2013-2015), dan Ajun Profesor di Columbia University (2018-2019). 

Selain itu, Lieng-Seng Wee kini juga masih mengemban sejumlah jabatan, seperti Senior Fellow Wharton School sejak 2013; Komite Investor Mapletree US Logistics Private Trust atau Muslog sejak 2021; Anggota Dewan Penasihat NUS Business School sejak 2021; Direktur Dewan - Ketua Komite Nominasi & Remunerasi - Anggota Komite Audit & Risiko Grup GuocoLand sejak 2021; serta Direktur Dewan - Ketua Komite Investasi - Anggota Komite Audit - Anggota Komite Dampak Private Infrastructure Development Group (PIDG) sejak 2023. 

Profil Arief Budiman

Mengutip situs Indonesia Investment Authority (INA), Arief Budiman merupakan Wakil Ketua Dewan Direktur - Deputi Chief Executive Officer (CEO) INA. Dia dikenal sebagai tokoh eksekutif senior dan penasihat di sektor jasa keuangan dengan lebih dari 20 tahun pengalaman. 

Sebelum bergabung dengan INA, Arief pernah bekerja sebagai Direktur Utama PT Danareksa (Persero). Dia juga  sempat menduduki kursi strategis sebagai Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero), Partner untuk McKinsey & Co, Presiden Direktur PT McKinsey Indonesia (2004-2014), Konsultan untuk Booz Allen Hamilton di Amerika Serikat dan Asia pada 1997, serta Ketua Tim Operasional Pembentukan SWF Indonesia dari Kementerian BUMN. 

Arief menyandang gelar MBA di bidang keuangan dari Wharton School, University of Pennsylvania, Amerika Serikat. Sebelumnya, dia juga menamatkan studi sebagai Palmer Scholar dan S1 Teknik Industri dari Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai lulusan terbaik. 

Profil Ali Setiawan

Mengutip LinkedIn, Ali Setiawan berperan sebagai Managing Director, Head of Global Markets & Securities Services PT Bank HSBC Indonesia sejak 2011. Sebelumnya, dia sempat menduduki kursi Senior Vice President (SVP) Global Markets di perseroan yang sama pada 2007 hingga 2011. 

Ali mengenyam studi tinggi di University of Western Australia serta mendapatkan gelar Bachelor of Commerce (B.Com) di bidang akuntansi dan keuangan pada 1996. Dia juga pernah melanjutkan kuliah ke jenjang S2 atau Master of Finance dari Curtin University, Australia pada 1997. 

Profil Mohamad Al-Arief

Melansir Antara, Mohamad Al-Arief mempunyai lebih dari 20 tahun pengalaman dalam diplomasi eksternal, kebijakan publik, komunikasi strategis di bidang pembangunan dan keuangan global, serta kepemimpinan dalam portofolio global mengenai infrastruktur dan transformasi digital di World Bank atau Bank Dunia. 

Arief mendapatkan gelar Master of Science (MSc) dari UI dan Master of Arts (MA) dari The Fletcher School of Law and Diplomacy, Tufts University, Amerika Serikat. Riwayat pekerjaannya hanya di Bank Dunia sebagai Senior Communications Officers; Human Development Network; Advisor to the Managing Director for Development Policy and Partnerships; serta Head of External Affairs, Infrastructure Practice Group. 

Profil Rohan Hafas

Menukil situs resmi Bank Mandiri, Rohan Hafas diketahui menjabat sebagai Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri sejak 2020. Pria yang lahir pada 2 Juni 1961 di Jakarta tersebut pernah berkuliah pada program S1 di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia (UI). 

Rohan memiliki riwayat pekerjaan sebagai Division Head Corporate Secretary PT Bank Mutiara (2010-2014). Pada 2014-2019, dia mulai bekerja sebagai Group Head Corporate Secretary Group Bank Mandiri, dan Senior Executive Vice President (SEVP) Bank Mandiri pada 2019-2020. 

Profil Ahmad Hidayat

Ahmad Hidayat dikenal sebagai Komisaris Independen PT Bank DBS Indonesia sejak 2023. Menukil laman Bank DBS Indonesia, dia memiliki lebih dari 34 tahun pengalaman di industri keuangan. Dia merintis kariernya melalui program officer development di Bank Bali pada 1989, dengan jabatan terakhir sebagai kepala cabang di Gresik, Jawa Timur. 

Berikutnya, alumnus S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Airlangga (Unair) pada 1988 itu, merapat ke Bank Indonesia (BI) selama 25 tahun melalui program pendidikan calon pemeriksa bank pada 1992. Jabatan terakhir yang dipegangnya di BI adalah Direktur Eksekutif - Staf Ahli Dewan Gubernur Bidang Keuangan. 

Pada 2017-2022, Ahmad mulai berprofesi sebagai Ketua Dewan Audit sekaligus Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pria yang memiliki gelar MBA di jurusan keuangan dari University of Illinois, Amerika Serikat pada 2000 tersebut juga masih menjabat sebagai Komisaris Independen PT Maspion Industrial Estate sejak 2023. 

Profil Sanjay Bharwani

Dinukil dari LinkedIn, Sanjay Bharwani merupakan pendiri perusahaan konsultan manajemen bisnis, yaitu Bester & Co pada Juli 2018. Nama perusahaan tersebut diambil dari akronim “best and better” (terbaik dan lebih baik). 

Sanjay mengawali pendidikan tingginya di Federation University Australia dan meraih gelar S1 Teknologi Informasi pada 1994. Dia juga menamatkan pendidikan eksekutif di IMD Business School pada 2010, Northwestern University - Kellogg School of Management pada 2011, Harvard Business School pada 2015, dan London Business School pada 2018. 

Dia mulai bekerja sebagai staf kantor di PT Gajah Tunggal Tbk pada 1994-1995. Pada 1995-1997, dia berprofesi sebagai Manajer Layanan Klien di Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia, lalu Manager Accenture (1997-2003), dan Konsultan Manajemen Proses Bisnis Bank Commonwealth di Sydney, Australia pada 2004. 

Selain itu, Sanjay juga pernah berkontribusi sebagai Country Head Willis Towers Watson di India (2004-2005), Senior Vice President (VP) PermataBank (2007-2008), Senior VP PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2008-2012), Senior Executive Vice President (EVP) PT Bank BTPN Tbk (2013-2014), Chief Human Capital Officer Bank Mandiri (2014-2018), Chief Corporate Transformation Officer Bank Mandiri (2018-2019), dan Mentor di Endeavor Indonesia (2017-sekarang). 

Profil Reza Yamora Siregar

Reza Yamora Siregar mendapatkan gelar Doctor of Philosophy (Ph.D) di bidang ekonomi dari Brown University, Amerika Serikat pada 1994. Hingga kini, dia telah menerbitkan lebih dari 60 makalah riset dalam bidang kebijakan moneter, ekonomi internasional, dan ekonometrika terapan. 

Reza sekarang bekerja sebagai Staf Khusus (Stafsus) di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sejak 2020. Dia juga pernah menjabat sebagai Senior Economist International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional (2006-2009); serta Chief Representative Singapore, Head of ASEAN & India Research di Institute of International Finance (2018-2019). 

Profil Ivy Santoso

Ivy Santoso meraih gelar Bachelor of Science di bidang akuntansi dari Oklahoma State University, Amerika Serikat pada 1991. Jabatan terakhir yang diembannya adalah Senior Consultant di International Finance Corporation (IFC) pada 2021-2023. 

Pencapaian yang pernah diraih Ivy adalah menjadi pemimpin investasi senilai US$ 1,5 miliar di Indonesia bersama Avenue Capital Asia.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus