Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini Batik Air ramai diperbincangkan setelah Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan ada pilot maskapai ini yang tertidur saat penerbangan. Insiden ini terjadi saat penerbangan pesawat Batik Air ID-6723 rute Kendari-Jakarta pada 25 Januari 2024 lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Batik Air merupakan anggota Lion Air Group Indonesia yang terdiri dari Batik Air Indonesia, Super Air Jet, Lion Air, Wings Air, Biz Jet dan Thai Lion Air. Maskapai ini dimiliki oleh Rusdi Kirana, yang juga pendiri Lion Air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Maskapai penerbangan Batik Air berbasis di Malaysia. Hub utama maskapai ini berada di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Terminal Utama dan Subang Skypark, Malaysia. Merujuk pada laman resmi Batik Air, armada maskapai ini terdiri dari delapan pesawat ATR72-600, 26 pesawat B737-8/800 NG, dan dua pesawat A330-300. Batik Air mengelola 800 penerbangan mingguan melintasi jaringan 52 rute.
Maskapai ini mulai mengudara pada Maret 2013 dengan penerbangan domestik di Malaysia. Sejak itu, Batik Air berkembang dengan mengoperasikan rute ke semua bandara utama di benua Asia, Australia, dan Timur Tengah. Maskapai ini juga telah memperoleh IATA Operational Safety Audit (IOSA). Batik Air memegang keanggotaan penuh di Asosiasi Transportasi Udara Internasional.
Sebelum kejadian pilotnya yang tidur saat penerbangan, Batik Air berulang kali menjadi pembicaraan karena berbagai insiden. Pada September 2023, terjadi insiden matinya air conditioner atau pendingin udara dan lampu kabin pada pesawat Batik Air PK-LAT dengan nomor penerbangan BTK 6293 rute Makassar-Jakarta,
Pesawat BTK 6293 itu mengalami kendala operasional saat proses menurunkan penumpang. Kala itu, terdapat kendala tidak berfungsinya Ground Power Unit (GPU), yaitu peralatan pendukung pesawat ketika di darat yang berfungsi sebagai alat pensuplai kelistrikan pesawat telah disiapkan sesuai dengan kebutuhan pesawat.
Selanjutnya: Selain itu, Batik Air sempat mengalami insiden mendarat kembali....
Selain itu, Batik Air sempat mengalami insiden mendarat kembali saat penerbangan rute Jambi menuju Jakarta pada 7 Maret 2021 lalu. Pesawat dengan nomor ID-6803 terpaksa kembali mendarat atau return to base (RTB) di Bandara Sultan Thaha Jambi, karena adanya kendala di roda bagian depan, yang sempat menimbulkan percikan api.
Perusahaan mengatakan seluruh kru pesawat dan penumpang selamat. Namun akibat kejadian ini, tiga jadwal penerbangan di Bandara Jambi terdampak atau dibatalkan, yaitu penerbangan pesawat Lion, Batik Air dan Citilink.
Pesawat Batik Air 7703 tujuan Jakarta-Makassar (HLP-UPG) juga pernah mengalami tabrakan dengan pesawat Trans Nusa di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada 4 April 2016. Kedua pesawat itu bertabrakan sekitar ketika Batik Air telah diijinkan lepas landas oleh menara pengawas (ATC).
Akibat kecelakaan itu, bagian sayap sebelah kiri Batik Air terbakar. Trans Nusa pun mengalami kerusakan pada bagian ekor pesawat dan sayap bagian kiri. Saat itu, Batik Air membawa 49 penumpang dan tujuh kru. Namun, semua penumpang selamat.
Maskapai Batik Air juga pernah mengalami kecelakaan pada saat penerbangan pesawat udara Batik Air rute Jakarta-Yogyakarta di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta, pada Jumat, 6 November 2015.
Pesawat udara jenis Boeing 737-900ER (PK-LBO) tergelincir di ujung landasan Bandara Adisutjipto, sekitar 50 meter dari pagar batas landasan. Sebanyak 161 penumpang, termasuk tujuh kru, selamat. Adapun seorang penumpang mendapat perawatan di Rumah Sakit TNI AU.
RIANI SANUSI PUTRI | YOHANES PASKALIS | FAJAR PEBRIANTO