Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Prof Dr Murbyato merupakan akademisi dan penggagas ide-ide mengenai konsep Ekonomi Kerakyatan. Mubyarto lahir di Sleman pada 3 September 1938. Sejak kecil, Mubyarto menghabiskan waktunya di Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mubyarto berhasil meraih gelar sarjananya di UGM dan ia melanjutkan studinya di Vanderbilt University pada 1962. Di Vanderbilt University, Murbyato berhasil meraih gelar MAster of Arts. Pada 1965, Mubyarto berhasil meraih gelar Doctor of Philosophy dari Iowa State University. Mubyarto berhasil meraih gelar doktornya tersebut dalam usia yang relatif muda, yaitu 27 tahun. Mubyarto berhasil memertahankan disertasinya yang berjudul Elastisitas Surplus Beras yang Dapat Dipasarkan di Jawa-Madura.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah menyelesaikan studinya di Amerika Serikat, Mubyarto kembali ke Tanah Air dan menghabiskan waktunya sebagai dosen di Fakultas Ekonomi UGM. Dalam obituari yang dirilis oleh UGM, disebutkan bahwa Mubyarto menjadi Guru Besar Fakultas Ekonomi UGM.
Mubyarto juga pernah menduduki berbagai posisi penting, seperti Asisten Menteri Perdagangan (1968-1973), Kepala Pusat Penelitian Pembangunan Pedesaan dan Kawasan UGM (1983-1994), Anggota MPR (1987-1999), Asisten Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (1993-1998), Staf Ahli Menteri Koordinator Ekuin (1993-1998), danKepala Pusat Studi Ekonomi Pancasila UGM.
Sebagai akademisi, Mubyarto dikenal dengan ide dan gagasannya tentang ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan yang dikembangkan oleh Mubyarto ini merupakan pengejawantahan lebih lanjut dari Ekonomi Pancasila yang pertama kali dicetuskan oleh Bung Hatta. Salah satu implementasi Ekonomi Kerakyatan yang digagas Mubyarto adalah kebijakan Inpres Desa Tertinggal (IDT).
Kebijakan IDT ini dilakukan untuk mengatasi masalah kemiskinan dengan memberikan hibah dana dari pemerintah kepada masyarakt untuk dikelola. Konsep hibah dana ini kemudian banyak diadopsi dan dikembangkan dalam banyak program-program yang berkaitan dengan pembangunan di Indonesia.
Mubyarto meninggal pada 24 Mei 2005 karena penyakit jantung yang dideritanya. Mubyarto meninggal dalam usianya yang ke 67 tahun. Walau Mubayrto sudah tiada, kontribusinya dalam perkembangan dan pembangunan ekonomi di Indonesia masih terus dikaji dan dikembangkan oleh para penerusnya.
EIBEN HEIZIER