Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 8,7 juta karyawan swasta siap mengikuti program vaksinasi mandiri atau vaksin gotong royong. Program tersebut dikoordinasikan oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia atau Kadin bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Sebanyak 17 ribu perusahaan sudah registrasi,” ujar Ketua Umum Kadin Rosan P. Roeslani saat dihubungi Tempo pada Senin, 19 April 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Rosan menyebut program yang dibiayai oleh perusahaan secara mandiri ini akan menggunakan dua merek vaksin, yakni Sinopharm dan Sputnik V. Sinopharm adalah vaksin yang dikembangkan perusahaan farmasi asal Cina, sedangkan Sputnik V dikembangkan di Rusia.
Pada akhir April nanti, sebanyak 500 ribu dosis Sinopharm sudah akan tiba di Indonesia dan siap untuk didistribusikan ke kelompok penerima vaksin mandiri. Informasi itu, menurut Rosan, ia peroleh dari Bio Farma sebagai badan usaha milik negara atau BUMN yang mengantongi izin importasi vaksin sesuai dengan peraturan Kementerian Kesehatan.
Kendati perusahaan sudah siap menggelar vaksinasi, Kadin belum memperoleh kepastian harga vaksin per dosis dari Bio Farma. “Kami masih menunggu juga dari Bio Farma,” kata Rosan.
Vaksin mandiri digelar khusus bagi perusahaan untuk para karyawan dan anggota keluarganya. Program ini sepenuhnya dibiayai oleh perusahaan sehingga karyawan tak perlu mengeluarkan biaya untuk vaksin. Vaksin yang digunakan untuk program tersebut pun dipastikan berbeda dengan vaksinasi gratis dari pemerintah.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir sebelumnya menyampaikan pihaknya sudah memperoleh komitmen sektiar 35 juta vaksin untuk program vaksin mandiri pada awal April lalu. Menurut dia ada tiga merek vaksin untuk keperluan program mandiri, yakni Sinopharm, CanSino, dan Sputnik V.
Sinopharm rencananya mengirim 15 juta dosis vaksin secara bertahap. Hingga Juli 2021, Sinopharm akan memasok vaksin dengan total 7,5 juta dosis. Pengiriman vaksin dilanjutkan pada kuartal ketiga sampai keempat nanti dengan total tambahan 7,5 juta dosis.
“Mekanismenya nanti kita akan kerja sama dengan Kadin untuk proses registrasinya," kata Honesti. Honesti menerangkan, mekanisme vaksin mandiri telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | ANTARA