Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Proyek Infrastruktur Cina di Indonesia Paling Besar se-ASEAN

Proyek infrastruktur Cina paling spektakuler yang sedang dikerjakan di Indonesia adalah PLTA Sungai Kayan senilai US$17,8 miliar.

24 Juni 2019 | 15.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pekerja melintas di dalam Tunnel Walini saat pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Kabupaten Bandung Barat, Selasa, 14 Mei 2019. Upaya penggalian Tunnel Walini dikerjakan selama 15 bulan. ANTARA/M Agung Rajasa/

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan laporan terbaru dari Fitch Solutions, proyek infrastruktur Cina di ASEAN tercatat paling banyak dikerjakan di Indonesia. Nilai proyek Cina di Indonesia sebesar US$93 miliar atau 36 persen dari keseluruhan proyek infrastruktur Cina yang dikerjakan di Asia Tenggara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Proyek paling spektakuler yang sedang dikerjakan Cina di Indonesia adalah pembangkit listrik tenaga air Sungai Kayan senilai US$17,8 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Fitch, Cina menjadi negara nomor dua yang paling banyak mengerjakan proyek infrastruktur di negara-negara ASEAN. Adapun Jepang memimpin di peringkat satu. 

Proyek infrastruktur yang didukung oleh Cina di enam negara ASEAN dengan ekonomi terbesar seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam nilainya mencapai sebesar US$255 miliar. Adapun, nilai proyek infrastruktur yang bekerjasama dengan Jepang nilainya mencapai US$367 miliar.

Dilansir melalui Bloomberg, Asian Development Bank memperkirakan bahwa ekonomi Asia Tenggara akan membutuhkan US$210 miliar per tahun dalam investasi infrastruktur dari 2016 hingga 2030, hanya untuk menjaga momentum dalam pertumbuhan ekonomi.

Angka-angka Fitch terbaru, hanya menghitung proyek yang tertunda atau proyek-proyek yang masih dalam tahap perencanaan, studi kelayakan, tender dan saat ini sedang dibangun. "Data Fitch pada

Februari 2018 menempatkan investasi Jepang pada US$230 miliar dan Cina pada US$155 miliar," seperti dikutip melalui Bloomberg, Ahad 23 Juni 2019.

Hingga saat ini, setidaknya ada 240 perusahaan infrastruktur mendapat dukungan Jepang. Sementara untuk Cina, ada 210 perusahaan yang didukung di 10 negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

Baca: Dengan Kereta Cepat, Jakarta - Bandung Bisa Ditempuh 46 Menit

Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa kendati Presiden Xi Jinping mendorong untuk membelanjakan kereta api dan pelabuhan melalui program Belt and Road Initiative, Cina tetap belum mampu menggeser dominasi Jepang dalam prpoyek infrastruktur.  Sejauh ini, Vietnammenjadi negara yang paling banyak menerima proyek infrastruktur Jepang, yakni senilai US$209 miliar atau lebih dari 50 persen dari keseluruhan nilai proyek Jepang di ASEAN.

BISNIS

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus