Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

PSN Berhasil Luncurkan Satelit Nusantara Satu ke Orbit

Perusahaan telekomunikasi berbasis satelit PT Pasifik Satelit Nusantara atau PSN sukses meluncurkan Satelit Nusantara Satu ke orbitnya.

22 Februari 2019 | 16.13 WIB

Satelit Nusantara Satu. Kredit: PSN
Perbesar
Satelit Nusantara Satu. Kredit: PSN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan telekomunikasi berbasis satelit PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), sukses meluncurkan Satelit Nusantara Satu ke orbitnya. "Kehadiran Satelit Nusantara Satu merupakan pencapaian besar PSN untuk memperkuat posisi Indonesia dalam kancah dunia digital," kata Direktur Jaringan PT PSN Heru Dwikantono di Jakarta, Jumat, 22 Februari 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Satelit broadband pertama di Indonesia dengan teknologi High Throuhput Satellite (HTS) ini lepas landas dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, menggunakan roket Falcon 9 dari Space-X menuju slot orbit 146 derajat Bujur Timur tepat di atas Papua, Indonesia.

Heru memaparkan peluncuran satelit dengan investasi awal hingga US$ 250 juta ini menjadi tonggak sejarah bagi Indonesia, khususnya di industri telekomunikasi. Ia menyebutkan, Satelit Nusantara Satu akan digunakan untuk keperluan pemerintah yang akan menyebarluaskan internet ke berbagai desa di Indonesia.

Selain itu, satelit ini juga digunakan untuk memperkuat layanan ritel PSN melalui produk Ubiqu dan Sinyalku. Ubiqu merupakan produk utama PSN untuk melayani kebutuhan internet di Indonesia dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Heru berharap pada akhir 2019, terdapat 10 ribu desa telah terkoneksi Ubiqu dan sekitar 2020-2021 terdapat 25 ribu desa telah terkoneksi. "Kami memiliki Ubiqu dan Sinyalku dengan cakupan mulai dari ujung barat Sumatera hingga ujung timur Papua, dari ujung utara Sulawesi hingga ujung selatan Nusa Tenggara," ujarnya.

Sebelumnya pengamat telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Ridwan Effendi mengatakan keistimewaan teknologi HTS adalah dilengkapi oleh multiple beam. Dengan teknologi ini berarti satelit dapat mengagregasi beberapa lokasi sekaligus sehingga dapat menggabungkan kapasitas sehingga lebih besar.

“Fungsi satelit berteknologi HTS dengan satelit konvensional sebetulnya sama. Namun dengan adanya multiple beam ini membuat kapasitas bandwidth yang berada di satelit konvensional menjadi berkali-kali lipat atau multiple capacity,” ujar Ridwan dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu, 20 Februari 2019.

Satelit berteknologi HTS, menurut Ridwan, juga menggunakan indeks modulasi yang lebih tinggi dibanding satelit konvensional. Hasilnya, satelit menjadi lebih efisien dalam mentransmisi byte. "Jadi perbedaannya, untuk suatu lebar pita tertentu satelit bisa mentransmisikan jumlah byte yang lebih banyak."

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus