Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA membuka lowongan kerja. Perusahaan manufaktur kereta api terintegrasi pertama di Asia Tenggara yang didirikan pada 1981 itu membuka lowongan kerja untuk sejumlah posisi bagi lulusan sekolah menengah kejuruan atau SMK, diploma 3 (D3) hingga sarjana atau S1.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut detail posisi kerja dan persyaratannya:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Staf Pengelolaan Kualitas Produk
- Minimal lulusan SMK Teknik Instalasi Tenaga Listrik/Ketenagalistrikan, Elektronika, Teknik Kendaraan Ringan, Pemesinan atau serumpun.
- Minimal S1 Teknik Elektro atau serumpun.
- Staf Fabrikasi Banyuwangi
Minimal SMK Teknik Instalasi Tenaga Listrik/Ketenagalistrikan atau serumpun.
- Staf Welding Technology
Minimal D4 Teknik Pengelasan.
- Staf Teknologi
- Minimal D4 atau S1 Teknik Mesin, D4 Teknologi Rekayasa Konversi Energi, D4 Perkeretaapian.
- Minimal S1 Desain Interior, S1 Teknik Elektro atau serumpun.
- Staf Pengembangan Produk dan Sistem
Minimal S1 Teknik Elektro, S1 Teknik Informatika/Sistem Informasi atau serumpun.
- Sekretaris Divisi
Minimal D3 Administrasi Bisnis atau Manajemen Kesekretariatan.
Adapun persyaratan administrasi yang dibutuhkan sebagai berikut:
Persyaratan Administrasi
- Surat lamaran kerja sesuai posisi yang dilamar.
2. Curriculum vitae atau biodata diri.
3. Pas foto berukuran 3x4 dengan latar belakang merah.
4. E-KTP yang masih berlaku.
5. Scan ijazah dan transkrip nilai.
6. Scan surat keterangan sehat.
7. Scan surat keterangan catatan kepolisian (SKCK).
8. Scan surat pengalaman kerja (jika ada).
9. Scan sertifikat keahlian (jika ada).
10. Lampiran akreditasi jurusan saat lulus (dapat menggunakan tangkapan layar laman BAN-PT/Dapo Kemdikbud).
Pendaftaran dibuka dari 16 hingga 19 Januari 2025, melalui laman INKA atau dengan mengirimkan lamaran ke bit.ly/40mwdH6.
Pilihan Editor: Mengapa PMK Mewabah Lagi
Foto 
