Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

PT Len Siap Produksi Stasiun Charging Kendaraan Listrik

Stasiun pengisi baterai kendaraan listrik itu menggunakan teknologi fast-charging-station yang dikembangkan BPPT.

23 Desember 2019 | 15.01 WIB

Petugas mencoba melakukan pengisian daya pada kendaraan listrik di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, di Gambir, Selasa, 29 Oktober 2019. Ketiga stasiun pengisian listrik ini bisa digunakan masyarakat umum untuk mengisi daya pada mobil, motor, dan skuter listrik. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Petugas mencoba melakukan pengisian daya pada kendaraan listrik di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, di Gambir, Selasa, 29 Oktober 2019. Ketiga stasiun pengisian listrik ini bisa digunakan masyarakat umum untuk mengisi daya pada mobil, motor, dan skuter listrik. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung — Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza, mengungkapkan bahwa PT Len akan memproduksi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Stasiun pengisi baterai kendaraan listrik itu menggunakan teknologi fast-charging-station yang dikembangkan BPPT.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“BPPT menjalankan perannya, kliring teknologi, melaksanakan alih teknologi, hingga nanti kita berupaya agar PT Len berhasil melakukan komersialisasi. Inovasi baru dikatakan berhasil bila yang dikerjakan dapat melalui proses komersialisasi,” kata Hammam di sela peresmian SPKLU BPPT-Len di kantor PT Len, Bandung, Senin, 23 Desember 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Hammam mengatakan, BPPT sengaja menggandeng PT Len, sekaligus untuk meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dalam SPKLU tersebut.  “Sebagian komponennya sekarang dari PT Len sendiri, seperti button, enclosure, billing system, dan monitoring system informasi yang ada di display," katanya. 

Saat ini, kandungan lokal SPKLU BPPT-Len tersebut sebesar 20 persen dan tahun depan diharapkan meningkat jadi 40 persen. "Mungkin akhir tahun depan ngejar 60 persen (TKDN) dari SPKLU," tutur Hammam.

Hammam mengatakan, peluang bisnis untuk SPKLU terbuka lebar. Studi BPPT misalnya, menghitung setiap 20 ribu kendaraan listrik yang beredar membutuhkan 1.000 SPKLU.  

Direktur Operasi II PT Len Industri Adi Sufiadi Yusuf mengatakan, SPKLU baru tersebut memiliki daya 50 kilowatt dan mampu melakukan pengisian cepat daya kendaraan motor listrik hingga 80 persen dalam 20-30 menit. “Pembangunan SPKLU diharapkan bisa mendukung terwujudnya ekosistem dan penggunaan mobil listrik di Indonesia. Ini akan kita buka untuk umum dengan batasan tertentu karena masih untuk pengkajian,” kata dia. 

Adi mengatakan, tantangan selanjutnya pada komersialisasi SPKLU tersebut. “Bagi kami tantangannya bagaimana bisa melakukan proses manufaktur, karena kita ke depan akan menjadi salah satu pabrikan dalam negeri yang memproduksi SPKLU ini, yang telah menjadi inovasi BPPT. Kita akan terus meningkatkan TKDN, sedapat mungkin seluruh komponen bisa di produksi di dalam negeri,” kata dia.

 

Vice President Pengembangan Regional Jawa Tengah, PT PLN, Rustamadji mengatakan, PLN sudah menyiapkan rencana membangun 180 lebih SPKLU tahun 2020. “PLN secara bertahap akan membangun dalam jumlah yang terus bertambah. Untuk 2020 kita rencanakan 180-an SPKLU,” kata dia, di Bandung, Senin.

 

Rustamadji mengatakan, saat ini pengisian listrik untuk kendaraan listrik di SPKLU masih gratis. “Masih free sampai regulasinya ada. Maka berbondong-bondonglah sekarang selagi free,” katanya. 

AHMAD FIKRI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus