Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah terdampak bencana di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak hanya membangun rumah yang rusak, tetapi membangun permukiman baru yang tangguh terhadap bencana.
"Pendekatannya adalah build back better. Tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama terhadap bencana, tetapi membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya,” kata Basuki dalam keterangan rilis, Jumat, 28 Januari 2022.
Program relokasi permukiman dilaksanakan terhadap 2.214 unit rumah yang tersebar pada 20 lokasi di NTT dan NTB.
Pembangunan Hunian Tetap (Huntap) untuk Provinsi NTT meliputi 700 unit di Kabupaten Lembata, 300 unit di Flores Timur (Adonara), 386 unit di Alor, 194 unit di Sumba Timur, 173 unit di Kota Kupang, dan 169 unit di Kabupaten Kupang.
Sementara itu, pembangunan 107 hunian tetap untuk NTB tersebar di Kabupaten Dompu dan 185 unit huntap di Bima.
Penyelesaian pembangunan hunian tetap pascabencana di Provinsi NTT sesuai persetujuan Menteri PUPR, yaitu dilakukan dengan skema Kontrak Tahun Jamak (MYC) 2021-2022.
Kepala Satuan Tugas Pelaksana Penanggulangan Bencana di Provinsi NTT dan NTB Kementerian PUPR Widiarto mengatakan hingga pertengahan Januari 2022, Kementerian PUPR melalui Direktorat Rumah Khusus, Ditjen Perumahan telah menyelesaikan 223 unit hunian tetap di dua lokasi.
Dua lokasi tersebut, yaitu 50 unit hunian tetap di Desa Oyang Barang, Kabupaten Flores Timur dan 173 unit hunian tetap di Desa Waisesa, Kabupaten Lembata.
“Diharapkan sampai Februari dapat diselesaikan lagi 12 lokasi, sedangkan sisanya enam lokasi, yakni lima lokasi di Kabupaten Alor dan satu lokasi di Sumba Timur masih terkendala akses dan kondisi lokasi sangat sulit, terutama pada ketika turun hujan. Diharapkan seluruhnya selesai pada Maret 2022,” kata Widiarto.
Dukungan hunian untuk masing – masing penerima bantuan berupa rumah tipe 36 dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA).
Di kawasan pembangunan hunian tetap turut dilengkapi prasarana pendukung seperti sarana air bersih dan sanitasi (komunal), fasilitas umum dan fasilitas sosial, jalan lingkungan dan drainase, sambungan listrik rumah dan Penerangan Jalan Umum (PJU), serta tempat sampah yang disiapkan Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya.
Selain dukungan prasarana di kawasan relokasi permukiman, Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR mendapat penugasan untuk merehabilitasi fasilitas umum dan bangunan perkantoran terdampak Badai Siklon Tropis Seroja.
Penanganan dikerjakan di 348 lokasi, yaitu 339 lokasi di Provinsi NTT dan sembilan lokasi di NTB yang meliputi rehabilitasi jaringan air minum, serta perbaikan atap atau plafon gedung Pemerintah Daerah, baik Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Widiarto mengatakan, rehabilitasi prasarana pendidikan meliputi Universitas Cendana, Politeknik Negeri Kupang, dan Politeknik Pertanian Negeri Kupang.
Selain itu, dilakukan perbaikan sarana ibadah seperti gereja dan masjid/musala; bangunan milik TNI seperti kantor Kodim, Koramil, dan asrama prajurit; bangunan milik Polri seperti Mako Brimob NTT, kantor, Klinik Teratai, dan barak prajurit.
“Kegiatan yang masih dalam penyelesaian untuk prasarana infrastruktur permukiman seperti jaringan air minum, sanitasi, jalan lingkungan di 18 lokasi diharapkan dapat selesai pada Februari atau selambatnya Maret 2022,” kata Widiarto.
Kementerian PUPR menyelesaikan pembangunan Hunian Tetap guna mempercepat penanganan permukiman terdampak bencana Badai Siklon Tropis Seroja dan banjir bandang di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) pada April 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MUTIA YUANTISYA
Baca juga: Bank Indonesia: Modal Asing Keluar pada Pekan IV Januari Rp 5,34 Triliun
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini