Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Berita Tempo Plus

Untung Besar Pupuk Tersebab Pandemi

PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero) meraup laba besar dari ekspor. Pandemi membuat negara-negara produsen pupuk berfokus mengamankan pasar dalam negeri. 

13 Oktober 2021 | 00.00 WIB

Pekerja membongkar pupuk produksi PT Pupuk Kaltim (Pupuk Indonesia Grup) di Pelabuhan Rakyat Donggala, Sulawesi Tengah, 13 Juni 2019. ANTARA/Basri Marzuki
Perbesar
Pekerja membongkar pupuk produksi PT Pupuk Kaltim (Pupuk Indonesia Grup) di Pelabuhan Rakyat Donggala, Sulawesi Tengah, 13 Juni 2019. ANTARA/Basri Marzuki

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Pupuk Kaltim memperoleh laba Rp 4,91 triliun.

  • Pupuk urea mendominasi penjualan dengan total volume 2,65 juta ton.

  • Pupuk Kaltim mengandalkan diversifikasi bisnis untuk mencapai target pertumbuhan.

JAKARTA - PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero) meraup laba berkat permintaan pupuk di pasar global. Hingga kuartal III 2021, anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) ini memperoleh keuntungan setelah pajak sebesar Rp 4,91 triliun. Capaian ini merupakan yang terbesar sepanjang 44 tahun berdirinya Pupuk Kalimantan Timur.

Direktur Utama Pupuk Kalimantan Timur, Rahmad Pribadi, menyatakan perolehan laba itu ditopang oleh kinerja penjualan pupuk yang mencapai 3,49 juta ton. Pupuk urea mendominasi penjualan dengan total 2,65 juta ton. Sementara itu, penjualan amonia sebanyak 664 ribu ton dan NPK 178 ribu ton. Selama sembilan bulan terakhir ini, perusahaan telah memproduksi 5,15 juta ton pupuk.

Menurut Rahmad, sebagian besar urea dipasarkan di luar negeri. Hingga kuartal III 2021, hasil penjualan produk ekspor ini berkontribusi sebesar 85 persen terhadap total pendapatan. "Pandemi menimbulkan gejolak pada pasokan pupuk karena banyak negara cenderung memilih memenuhi kebutuhan dalam negeri dulu," kata dia, kemarin. Tahun lalu saja, dia mencatat, volume ekspor pupuk urea perusahaan ke India naik 41 persen karena pasokan dari Cina menurun.

Pupuk Kalimantan Timur mengincar pasar Asia-Pasifik untuk mengekspor produknya. Rahmad menuturkan peluang di kawasan tersebut besar lantaran Cina, yang memiliki kapasitas produksi urea hingga 6 juta ton per tahun, berfokus pada pasar domestik. Begitu juga dengan India yang, meski mampu menghasilkan 3,6 juta ton, masih harus mengimpor pupuk. Sementara itu, produsen besar seperti Qatar dengan kemampuan produksi 5,6 juta ton dan Abu Dhabi dengan 5 juta ton kurang berfokus pada pasar Asia-Pasifik.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Vindry Florentin

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran tahun 2015 dan bergabung dengan Tempo di tahun yang sama. Kini meliput isu seputar ekonomi dan bisnis. Salah satu host siniar Jelasin Dong! di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus