Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Ramai-Ramai Pasang Telepon

Ongkos pasang telepon turun (di jakarta), di yogya dan medan tetap. permintaan pelanggan meningkat. perum telkom berharap pendapatannya akan naik.

24 Mei 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BENARKAH ongkos telepon turun? Benar. Juga tidak benar. Seperti diumumkan Menteri Perhubungan Rusmin Nurjadin 30 April yang lalu, ongkos pasang telepon diturunkan dari Rp 500.000 menjadi Rp 350.000. Tapi itu euma di Jakarta. Sementara itu, mulai pekan ini uang langganan tiap bulan naik dari Rp 1.000 menjadi Rp 2.500. Meskipun demikian, berita ongkos pasang yang turun itu berhasil juga membangkitkan semangat pasang telepon Kantor pemasaran Wilayah Telckomunikasi IV Jakarta, di jalan megah Thamrin, sejak tiga pekan terakhir penuh sesak. Sebuah sumber di sana mengatakan kenaikan itu meningkat 100% lebih setiap minggunya. Pra-penurunanongkos, hanya 300 nomor saja yang diminta tiap minggu. Kini jumlah permintaan itu mencapai tak kurang dari 50 nomor. Di luar Jakarta, ongkos pemasangan tak diturunkan. Di Yogya, misalnya, harga tetap: Rp 112.800 -- lebih rendah ketimbang ongkos di Jakarta menurut tarif baru. Sementara itu, permintaan lebih besar dibarlding jaringan yang ada. Memang, nornor telepon ada dalam jumlah cukup, 7.000 Line Unit. Yang terpakai baru 4.000 Line Unit. Tapi kabel yang ditanam di Yogya hanyalah jaringan dari tahln 1971 -- yang berkarasitas 2.000 Line Unit. Tak heran bild ada sekitar 3.000 meminta nomor yang lama menanti. Saking tak sabarnya, beberapa pemohon menyatakan berani membayar Rp 1 juta asal dapat telepon. Di Medan, tiap tahun langganan telepon bertambah 4.000. Kini di Medan rerdapat 16.000 langganan. Permintaan baru belum terpenuhi, kata Roesno kepala Kantor Telepon Medan, karena fasilitas terbatas. Dengan melihat keadaan Yogya dan Medan saja, nampak bahwa Jakarta memang istimewa. Di ibukota ini tersedia 210.000 saluran. Yang sudah terjual masih kurang dari separuhnya. Dari sisanya dipasarkan 40.000 nomor, untuk segera disusul dengan 66.000 nomor lagi. Daerah perumahan nampaknya akan lebih mudah memperolehnya. Sebab daerah perdagangan justru saat ini sudah kehabisan jatah. Dari derasnya permintaan pasang, Perum Telkom berharap pendapatan akan naik karena jumlah percakapan diperhitungkan akan meningkat. Kan yang bisa ngomong via telepon bakal lebih banyak? Juga tarif pulsa yang sekarang, Rp 40 untuk tiap pulsa, tetap akan dipertahankan. Tarif itu dianggap sudah memadai untuk Jakarta. Perum Telkom kini rupanya optimistis dengan angka-angka rupiah yang rendah tapi dapat dihimpun dari banyak pelanggan itu. "Bisnis telekonunikasi memang bisnis sen-senan yang bisa jadi milyaran rupiah," kata Musyafri Efendi dari Hubungan Masyarakat Perumtel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus