Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Rekam Jejak Starlink Elon Musk hingga Masuk Indonesia

Berikut rekam jejak Starlink milik Elon Musk yang kini mulai beroperasi di Indonesia.

11 Mei 2024 | 17.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Layanan internet berbasis satelit Starlink milik Elon Musk telah beroperasi di Indonesia. Meski pemerintah belum mengumumkan peluncuran resminya. Rencananya, pengumuman dilakukan pada pertengahan Mei 2024 usai uji coba di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, berbagai testimoni dari pengguna Starlink di Indonesia telah bermunculan di media sosial seperti X. Salah satunya, Asep Indrayana, 32 tahun. Warga yang tinggal di Cigugur Girang, Bandung Barat itu sudah berlangganan Starlink sejak Sabtu, 4 Mei 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, harga layanan internet Starlink jauh lebih murah dibanding operator seluler lain. Serta kecepatannya yang berbeda. “Paling cepat 360 Mbps, rata-rata 250 Mbps (jika dipakai di rumah),” kata dia kepada Tempo, Senin, 6 Mei 2024.

Perusahaan telekomunikasi itu memang menjanjikan internet dengan kecepatan tinggi, bahkan di daerah terpencil sekalipun. Sehingga lebih mempermudah pengguna di kawasan tersebut, misalnya untuk streaming, panggilan video, game online, dan kerja jarak jauh.

Dilansir dari laman resmi Starlink, anak usaha SpaceX itu menawarkan paket langganan mencakup data berkecepatan tinggi tanpa batas di darat tanpa komitmen jangka panjang. Starlink mengklaim layanannya tahan cuaca, meski berada di daerah bersalju, hujan es, hujan, lebat, serta angin kencang yang ekstrem. 

Pengenalan pertama Starlink dilakukan di Redmond, Washington pada Januari 2015. Di mana, SpaceX berfokus memperpendek jarak antara satelit dan bumi. Bulan Mei 2019, SpaceX mulai meluncurkan satelit pertamanya dengan roket Falcon 9 dari stasiun Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.

Beberapa kali percobaan, roket Falcon 9 mengalami kegagalan peluncuran. Misalnya, pada Minggu malam, 28 Februari 2021 roket itu gagal meluncur beberapa menit sebelum lepas landas. 

Misi itu disebut sebagai Starlink 17 atau peluncuran keenam perusahaan pada tahun 2021. Hingga akhirnya, di tahun yang sama, mereka berhasil meluncurkan armada baru sejumlah 60 satelit dengan biaya investasi sebesar US$ 10 miliar.

Tahun itu juga, Starlink resmi membuka layanan mereka secara komersial. Federal Communication Commission (FCC) Amerika Serikat bahkan memberi subsidi sebesar US$ 885,5 juta kepada SpaceX. Namun, subsidi itu dicabut pada Agustus 2022 karena dinilai gagal memberi layanan yang dijanjikan.

Tahun 2022, Starlink mulai ekspansi ke negara-negara berkembang termasuk Asia Tenggara. Elon Musk mengumumkan bahwa Starlink sudah bekerjasama dengan PT Telkom Satelit Indonesia atau Telkomsat untuk menyediakan akses internet ke daerah-daerah terpencil. 

Hingga tahun ini, SpaceX mempunyai kapasitas membangun hingga 55 satelit per minggu dan meluncurkan lebih dari 200 satelit per bulan. "Satelit Starlink beroperasi di low earth orbit di bawah ketinggian 600 kilometer," dikutip dari laman resmi Starlink pada 12 Februari 2024.

Kementerian Komunikasi dan Informatika menyampaikan Starlink sudah lulus uji laik operasi (ULO) di Indonesia tahun ini. Sedangkan, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut peluncuran resmi Starlink bakal dilakukan pada pertengahan Mei 2024 usai uji coba di IKN.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus