Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Riset: Sektor Pariwisata Global Berkembang Pesat Meski Nilai Tukar Uang Fluktuatif

Mastercard Economics Institute mendalami sejumlah industri pariwisata di 74 negara.

17 Mei 2024 | 08.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mastercard Economics Institute atau MEI merilis laporan tentang pariwisata bertajuk Travel Trends 2024: Breaking Boundaries. Mereka mencatat sektor pariwisata berkembang pesat, peningkatan pengeluaran konsumen, serta penurunan lalu lintas penumpang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Data itu dipengaruhi oleh nilai tukar yang masih fluktuatif dan daya beli yang bervariasi. Namun, pariwisata tetap tumbuh. MEI mengungkap 9 dari 10 hari dalam sejarah kapal, pengeluaran tertinggi ada pada industri pelayaran dan penerbangan global pada tahun ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Chief Economist Asia Pacific Mastercard, David Mann mengatakan konsumen di Asia Pasifik memiliki keinginan yang kuat untuk bepergian. Mereka semakin cerdas untuk mendapatkan harga terbaik.

Menurut Mann, biaya menjadi penting bagi otoritas pariwisata, sektor ritel, perhotelan, dan F&B. "Dalam perekonomian saat ini, nilai tukar mata uang asing dan daya beli menjadi komponen penting saat merencanakan perjalanan mereka," kata dia melalui keterangan tertulis pada Kamis, 26 Mei 2024.

Fenomena itu menunjukkan bahwa pelaku usaha yang mendapatkan keuntungan dari sektor pariwisata, perlu meninjau ulang strategi mereka saat ini. Jika perlu, lakukan perubahan untuk mempertahankan daya tarik mata wisatawan.

MEI mendalami sejumlah industri pariwisata di 74 negara, yang 13 di antaranya berada di kawasan Asia Pasifik. Perusahaan teknologi global di industri pembayaran itu mengungkap separuh dari 10 destinasi di Asia Pasifik semakin populer.

Indonesia masuk peringkat ke-10 berdasarkan urutan perubahan pangsa transaksi pariwisata dalam 12 bulan terakhir hingga Maret 2024 dibandingkan periode yang sama di 2019.

Sementara itu, Jepang menempati posisi pertama. Ia berhasil mendatangkan 3.081.600 wisatawan mancanegara pada Maret 2024. Angka itu diklaim tertinggi sepanjang masa, bahkan sebelum musim puncak liburan tiba. 

Jumlah itu dipengaruhi oleh melemahnya mata uang Yen yang terendah sejak 1990. Jika, nilai kurs mata uang Jepang itu terus pada posisi yang baik maka ia dapat mempertahankan peringkatnya sebagai garda terdepan pariwisata sepanjang tahun 2024.

Meski begitu, Jepang menempati posisi kedua untuk destinasi musim panas dalam hal peningkatan jumlah pemesanan penerbangan. Sementara yang pertama adalah Munich di Jerman seiring dengan UEFO EURO 2024 di mana ia menjadi tuan rumah.

Sedangkan Bali di Indonesia menempati posisi ke 6 karena naiknya permintaan dalam tiga bulan mendatang.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus