Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ANGGOTA holding BUMN farmasi masih mengalami kerugian. Kondisi ini anomali di tengah moncernya kinerja perusahaan farmasi lain. Industri kimia, farmasi, dan obat tradisional bahkan menyumbang devisa besar pada 2023 dengan pertumbuhan ekspor sebesar 8,78 persen dibanding 2022 dengan nilai ekspor US$ 543,7 juta.
PT Kimia Farma Tbk, misalnya, mencatat kerugian secara konsolidasi sebesar Rp 1,82 triliun pada 2023. Adapun Badan Pemeriksa Keuangan menemukan indikasi pidana dalam laporan pengelolaan keuangan PT Indofarma Tbk, anak perusahaannya, dan instansi terkait tahun 2020 hingga 2023 yang merugikan negara Rp 371,83 miliar.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo