Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang rupiah pada perdagangan Senin sore ini ditutup menguat sebesar 35 poin ke level Rp 16.278 per dolar AS, setelah sebelumnya sempat menguat hingga 45 poin. Rupiah berhasil bangkit dari penutupan sebelumnya yang berada di level Rp 16.313.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menyebutkan meskipun rupiah mengalami penguatan hari ini, untuk perdagangan besok rupiah diperkirakan akan mengalami pergerakan fluktuatif dengan kecenderungan melemah. “Mata uang rupiah besok diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.260 – Rp 16.330 per dolar AS,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Senin, 24 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini, kata dia, adalah peresmian sovereign wealth fund (SWF) terbaru Indonesia, Daya Anagata Nusantara atau Danantara Indonesia, oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin, 24 Februari 2025. Prabowo mengatakan dana awal yang dikelola Danantara berasal dari hasil efisiensi yang telah dilakukan pemerintah.
Dalam peresmian tersebut, Prabowo menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) tentang Badan Pengelola Investasi Danantara, yang akan mengelola dana senilai Rp 300 triliun atau sekitar US$ 20 miliar. Presiden menyebut bahwa jumlah tersebut merupakan hasil dari disiplin keuangan ketat dalam 100 hari pertama pemerintahan.
Evaluasi awal menunjukkan bahwa Aset Dalam Pengelolaan (AUM) Danantara melebihi US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.700 triliun. Dana awal Rp 300 triliun tersebut akan dialokasikan untuk lebih dari 20 proyek nasional yang berfokus pada industrialisasi dan hilirisasi Indonesia.
Gelombang pertama investasi Danantara akan difokuskan pada proyek hilirisasi mineral, termasuk nikel, bauksit, dan tembaga, serta pembangunan pusat data, kecerdasan buatan, kilang minyak, dan energi terbarukan.
Ibrahim Assuaibi menilai bahwa meskipun peresmian Danantara membawa angin segar bagi perekonomian nasional, rupiah masih akan menghadapi volatilitas dalam waktu dekat. Faktor global seperti kebijakan moneter The Fed dan dinamika geopolitik juga turut mempengaruhi pergerakan mata uang domestik.
Dengan fundamental ekonomi yang terus berkembang dan kepercayaan pasar terhadap pengelolaan investasi negara, rupiah berpotensi mengalami penguatan dalam jangka menengah hingga panjang, terutama jika Danantara mampu merealisasikan target-target investasinya secara efektif.