Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Saingan Dari Norwegia

Burmah group dicurigai pers jepang, menyuap pejabat & perusahaan di jepang. namun, sumio higashi mengingkari kecurigaan itu. finn grape ke jakarta, menawarkan 4 tanker lng untuk rute indonesia-jepang.

30 Oktober 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HEBOH tanker LNG yang dipesan Burmah Group untuk pengapalan gas alam cair Indonesia ke Jepang untuk sementara sudah reda (TEMPO, 25 September). Apakah itu sudah menjamin bahwa galangan kapal General Dynamics akan mampu menyediakan tanker pertama di Bontang sesuai dengan jadwal? Ternyata masih banyak tantangan yang harus dihadapi oleh General Dynamics maupun Burmah. Awal bulan ini, seorang penduduk New York, Dorothy Greenberg -- yang katanya juga bertindak a/n pemerintah AS -- telah menggugat Burmah Oil di pengadilan federal New York. Tuduhan terhadap penggugat, menurut Sirar Harapan, adalah "penipuan untuk mendapatkan bantuan keuangan pemerintah federal AS" dalam rangka pesanan tanker LNG, bukan untuk perusahaan Amerika. Memang, khusus untuk menangani pesanan tanker itu dibentuk perusahaan Energy Transport Corporation. Namun perusahaan itu hanyalah tameng bagi pemesan yang sesungguhnya, Burmast East Shipping. Ketika tabir ini tersingkap, tiga bank Amerika yang tadinya bersedia memodali pembangunan 7 tanker LNG itu Continental Illinois, Bankers Trust dan Chemical Bank -- menurut majalah terkemuka Petroleum News telah menarik kembali modalnya. Maka tinggallah General Dynamics sendiri, yang terpaksa mengelakkan gugatan pengadilan New York dengan membeli ke-5 tanker LNG yang sudah mendapat jaminan Title XI. Namun langkah penyelamatan yuridis ini, masih tersandung hambatan teknis. Yakni pembuatan tanki-tanki bola aluminium yang hingga September lalu baru selesai sebiji. Jadi apa akal? Kabarnya kalau waktu memang mendesak, nantinya tiga tanker LNG yang sedang dibangun atas pesanan Burmah untuk angkutan LNG Aljazair ke AS ada kemungkinan dibelokkan ke Bontang. Sebab izin impor LNG dari Aljazair maupun Indonesia. mungkin baru akan diperoleh mas kapai-maskapai AS setelah pemilu Presiden baru di sana. Sementara itu, kelompok Burmah masih tetap 'dicurigai' oleh pers Jepang yang mencium bau penyuapan terhadap peabat dan perusahaan perkapalan di Jepang. Menurut harian Yomiuri Shimbun, suapan itu disalurkan lewat Sumio Hiashi, direktur Far East Oil Trading Company (FEOT). Maskapai ini sebelumnya memang pernah disorot karena hubungannya yang erat dengan bekas PM Nobusuke Kishi, juru lobi bagi kepentingan Caltex di Jepang. Untuk itu, sebuah penerbitan sayap kiri mengatakan bahwa Kishi menerima komisi 3 sen dollar untuk setiap barrel minyak yang diekspor Caltex dari Indonesia. Seperti diketahui, FEOT sendiri merupakan kongsi antara Pertamina -- yang diwakili oleh Tirto Utomo, orang kepercayaan Ibnu Sutowo -- dengan konsumen-konsumen minyak Minasdi Jepang. Malah beberapa pemegang saham FEOT, seperti Kansai Electric Power Co. dan Chubu Electric Power Co. juga turut dalam kongsi pengimpor LNG Indonesia, Jilco, yang dibentuk atas dorongan Nissho-Iwai. Namun menanggapi tuduhan Yomiuri, direktur pelaksana FEOT, N. Nakamura menyatakan bahwa sidang Burmah di New York tidak menunjukkan tanda-tanda adanya penyuapan di Jepang. Juga wakil Bunnah di Tokyo menjelaskan memang ada uang sebanyak AS$ 56 juta dibayar pada perusahaan pelayaran Japan Line. tapi itu bukan sogokan. Melainkan ganti rugi karena Burmah membatalkan order 2 tanker raksasa seharga AS$ 100 juta lebih pada Japan Line karena kesulitan keuangan Burmah. Kendati demikian, kecurigaan Yomiuri Shimbun timbul karena perusahaan-Perusahaan Jepang lainnya bukannya tidak berminat merebut porsi angkutan LNG Indonesia ke Jepang. Finn Grape Satu di antaranya adalah dok Kawasaki di Saikaide, yang sedang membangun 2 tanker LNG berukuran 120 ribu m3 atas pesanan perusahaan pelayaran Norwegia, Cotaas-Larsen. Tanker pertama akan siap Januari 1977, satunya lagi bulaIl Juni 1977. Kedua-duanya belum ada pemesan atau penyewanya. Mungkin itu sebabnya, dalam semester yang lalu menurut Petroleum News, pimpinan Gotaas-Larsen yang bernama Finn Grape terbang ke Jakarta dengan tawaran 4 tanker LNG untuk rute Indonesia-Jepang itu. Maklumlah, perusahaan Norwegia itu juga sedang membangun 2 tanker LNG lagi berukuran 125 ribu m3 di dok Howaldtwerke, Kiel, Jerman Barat. Satu di antaranya akan selesai Januari tahun depan pula, dan satunya lagi dipesan berkongsi dengan perusahaan Norwegia lain, Leif Hoegh. Naga-naganya, Gotaas-Larsen sudah bersiap-siap menunggu kemungkinan dok General Dyamics tidak dapat menyiapkan tanker LNG sesuai dengan kontrak. Dan kalau itu terjadi, Pertamina tentunya bebas untuk mencarter tanker lain, dengan atau tanpa melalui Burmah. Namun Burmah juga tidak senang ditinggalkan begitu saja. Apa lagi Pertamina juga masih punya hutang sewa-cicil tujuh tanker minyak pada perusahaan Inggeris itu. Sama halnya seperti Gotaas-Larsen, yang kabarnya juga memiliki tujuh tanker kecil yang dicarter Pertamina sejak 1969.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus