Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Badung - Pelaku pariwisata yang tergabung dalam Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA)" Bali siap menyambut new normal jika nantinya Bali benar-benar dibuka untuk kunjungan wisatawan di tengah kondisi pandemi Covid-19. Namun, tentunya ekosistem new normal juga harus disiapkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Di Bali harus dibangun ekosistem new normal yang tidak bisa parsial dan kami mendorong untuk terwujudnya itu," kata Wakil Ketua IHGMA Bali Ketut Swabawa, di Kuta, Kabupaten Badung, Selasa 26 Mei 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Swabawa mencontohkan, jangan sampai di hotel sudah dibangun sesuai standar protokol kesehatan Covid-19, tetapi sisi transportasi maupun suplai bahan pangan untuk hotel tidak. Demikian juga ketika di satu hotel menerapkan standar yang sangat bagus, otomatis tarifnya menjadi lebih mahal.
"Tetapi di sisi lain, ada hotel yang nakal, tidak menerapkan standar itu, sehingga biaya produksinya rendah, harga jualnya rendah dan lebih mudah mendapatkan tamu. Namun, ketika tamunya sakit. Ini 'kan yang tercoreng nama Bali juga," ucapnya.
Sementara itu Wakil Ketua DPP IHGMA I Made Ramia Adnyana mengatakan bahwa saat ini Dinas Pariwisata Provinsi Bali tengah menyiapkan sejumlah standar operasional prosedur dalam menyiapkan pariwisata Bali di era new normal. "SOP itu yang akan dikirim ke semua industri untuk mempersiapkan diri menghadapi new normal, termasuk mulai dari kedatangan di bandara, bagaimana proses Imigrasinya menerapkan protokol kesehatan, transportasi yang mengangkut, dan ketika masuk di hotel dan sebagainya," ucapnya.
Hotel telah menyiapkan SOP New Normal ini, contoh implementasinya ketika memasuki pintu masuk utama hotel akan dicek dengan thermo gun, cuci tangan dengan sabun, menggunakan hand sanitizer dan menggunakan masker ketika "check in". Di hotel, lanjut Ramia, di samping memperhatikan kebersihan area publik seperti lift dan restoran, tentunya kamar akan dilakukan proses ozonisasi untuk menjaga higienitas dari tempat yang dijadikan tamu untuk menginap. Selain itu, pembayaran hotel pun kalau bisa dengan "payment gateway" untuk meminimalisasi kontak dengan petugas hotel.
"Pembukaan Bali untuk aktivitas pariwisata rencananya akan dimulai dari kawasan ITDC Nusa Dua, kalau sudah yang lainnya barulah ke Ubud, Kuta dan kawasan wisata lainnya," kata pria yang juga General Manager H Souverign Bali itu.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyepakati untuk memperketat pintu masuk ke Pulau Dewata yang melalui Pelabuhan Ketapang, Jawa Timur. Hal ini untuk memastikan penduduk pendatang dalam masa arus balik Lebaran telah memenuhi beragam persyaratan yang ditentukan. Surat keterangan bebas Covid-19 berbasis rapid test ditegaskan menjadi persyaratan mutlak bagi pendatang yang ingin masuk ke Bali.