Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia atau BEI mencatat transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu. Apa sebabnya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna, membandingkan transaksi harian di bursa nasional pada tahun ini dengan tahun lalu. Dari sisi trading value, rata-rata transaksi harian pada 2022 adalah Rp 14,7 triliun, sedangkan per 29 September 2023 rata-rata transaksi harian sebesar Rp 10,5 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Terjadi penurunan yang signifikan hampir 29 persen (year to date/YTD)," kata Nyoman dalam acara yang disiarkan akun YouTube Ruang Seminar TV pada Sabtu, 7 Oktober 2023.
Menurut Nyoman, penurunan juga terjadi di frekuensi perdagangan sebesar 10,2 persen YTD. Volume perdagangan juga menurun 11 persen YTD.
"Mengapa penurunan ini terjadi? Tentu kita sadari adanya shifting investasi dari para investor dengan new normal, perubahan dari pandemik menjadi endemik," ujar Nyoman.
Dia menyebut, kini investor memiliki lebih banyak kesempatan untuk memilih investasinya, baik dari sisi instrumen maupun sektor riil yang sudah menggeliat kembali karena situasi new normal itu.
Lebih lanjut, dia menyebut salah satu indikator untuk mengetahui kontribusi pasar modal terhadap pertumbuhan perekonomian nasional adalah rasio antara kapitalisasi market (market capitalization) dengan produk domestik bruto (gross domestic product/GDP).
"Kalau kita bandingkan dengan beberapa negara, saya zoom ke Thailand dan Singapura sebagai negara tetangga, total market cap to GDP pasar modal Indonesia masih relatif lebih rendah," kata Nyoman.
Dia menuturkan, rasio market cap to GDP Indonesia hanya 45 persen. Sementara rasio market cap to GDP Thailand dan Singapura masing-masing mencapai 97 persen dan 115 persen.
"Artinya adalah ruang pertumbuhan, opportunity pasar modal kita terhadap kontribusi produk domestik bruto Indonesia akan lebar ke depan," tutur dia. "Jadi ruang pertumbuhannya masih luas."