Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian atau Kemenperin Setia Diarta merespons kabar soal pabrik Sanken yang akan berhenti produksi pada bulan Juni mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setia menyebutkan pabrik perusahaan elektronik dan peralatan rumah tangga Sanken yang berlokasi di kawasan industri MM2100, Cikarang, memang berencana menghentikan produksinya pada Juni 2025. Informasi itu terdapat dalam online single submission (OSS) yang intinya menyebutkan perusahaan tersebut berencana menutup basis produksinya pada pertengahan tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Di OSS itu Juni 2025," kata Setia dia ditemui di Jakarta, Rabu, 19 Februari 2025, seperti dikutip dari Antara.
Adapun pabrik yang akan ditutup adalah 100 persen berasal dari hasil penanaman modal asing (PMA), dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan Sanken Indonesia. Setia menyebutkan sebelumnya pabrik tersebut secara bertahap telah mengalami penurunan turun tingkat produksinya. Tercatat, per tahun 2024, utilitas dari fasilitas itu hanya tersisa 14 persen.
Lebih jauh, Setia memaparkan, penutupan Sanken di MM2100 Cikarang merupakan permintaan langsung dari induk perusahaan di Jepang. Pasalnya induk perusahaan tersebut berencana mengubah basis produksi menjadi semikonduktor.
"Karena permintaan dari mother company (perusahaan induk) di Jepang untuk menutup line produksi di Indonesia yang untuk nanti akan dipindahkan ke Jepang untuk menjadi semikonduktor di Jepang," ucap Setia.
Secara garis besar, menurut Setia, Sanken memiliki itikad baik karena sudah melaporkan rencana menghentikan basis produksi di Indonesia. "Jadi ada itikad baik. Mereka sudah melaporkan, dan saya pikir pasti akan sudah ada SOP yang mereka jalankan untuk menutup."