Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Saya Pilih Menjaga Operasi Freeport

2 Februari 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sempat lantang menyatakan akan membekukan izin ekspor PT Freeport Indonesia, Menteri Sudirman Said tiba-tiba berubah sikap. Bertepatan dengan tenggat izin ekspor Freeport pada 25 Januari lalu, Sudirman memperpanjang izin dan meneken nota kesepahaman untuk menambah waktu renegosiasi. Dijumpai Gustidha Budiartie, Bernadette Christina, dan Ayu Primasandi dari Tempo di rumahnya di Jalan Brawijaya, Kebayoran, Jakarta Selatan, Rabu pekan lalu, Sudirman menceritakan alasan keputusannya.

Anda tadinya berniat mencabut izin ekspor PT Freeport Indonesia. Kenapa berubah?

Waktu itu tenggat mereka sudah dekat, 24 Januari harus ada progress pembangunan smelter untuk perpanjangan izin ekspor. Tapi, saat kami review, belum ada perkembangan. Ada beberapa keputusan yang sebenarnya urusan mereka tapi digantung terus. Contohnya soal lokasi smelter belum ada.

Kok, tiba-tiba diizinkan?

Tidak tiba-tiba. Dalam seminggu, begitu diberi peringatan, mereka menunjukkan upaya dan keseriusan selama enam bulan terakhir untuk membangun smelter. Mereka berusaha keras membikin progress dan menunjukkan ke kami sudah ada MOU kerja sama dengan Petrokimia Gresik untuk lahan dan Mitsubishi untuk teknologi.

Kemajuannya sudah sesuai dengan persyaratan pemerintah?

Progress-nya sebenarnya tak sesuai dengan yang disyaratkan pemerintah, tapi kami pertimbangkan juga faktor seperti aspek sosial. Kalau operasi Freeport dihentikan, guncangannya terhadap kita juga besar karena menyangkut nasib 30 ribu tenaga kerja, pajak, dan lain-lain. Jadi saya memilih menjaga operasi Freeport dengan syarat mereka harus menjalankan komitmen lebih baik.

Freeport tidak berupaya menawar?

Saya rasa mereka berspekulasi siapa tahu bisa ditawar lagi. Tapi pemerintah tak lagi boleh dilihat sebagai tempat untuk bisa renegosiasi semaunya. Saya menegaskan poin-poin renegosiasi harus dipenuhi dan smelter tak bisa ditawar lagi.

Apa yang Anda bahas dalam pertemuan dengan Jim Bob Moffett, Chairman Freeport-McMoRan? Terkesan pemerintah melunak setelah pertemuan itu.

Saya juga dengar itu: pemerintah pasti sudah diapa-apain Freeport sampai begini. Tapi tidak. Presiden tak mau bertemu, dan meminta saya selesaikan. Kalau sama Pak Jusuf Kalla, dia sudah ketemu sejak awal. Tapi sikap Pak JK sama dengan Pak Jokowi, yakni pemerintah minta maximum benefit dari Freeport untuk Indonesia. Kalau tidak, ya, sudah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus