Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Sejumlah Asumsi Makro Meleset, Ini Kata Sri Mulyani Soal APBNP

Pada semester I 2019, Sri Mulyani mencatat Silpa sebesar 39,6 triliun. Belum dipastikan penyusunan APBNP 2019.

17 Juli 2019 | 08.33 WIB

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images
Perbesar
Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tak memastikan mengajukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2019 setelah melihat kondisi perekonomian pada semester I, kendati pada paruh pertama tahun ini ada sejumlah angka perekonomian yang meleset dari target Undang-Undang APBN 2019.

"Kami lihat dari semester satu dan outlook masih di dalam range, jadi kami juga akan melihat, sama seperti kondisi tahun 2018," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Selasa, 16 Juli 2019..

Dia menjelaskan dalam pembahasan Kemenkeu bersama BPKP ditemukan beberapa pos dalam APBN yang perlu dikoreksi. "Nanti kami lihat mekanismenya."

Sri Mulyani mencontohkan, pertumbuhan ekonomi semester I 2019 yang diproyeksikan hanya mencapai 5,1 persen alias di bawah target di asumsi dasar makro perekonomian 2019 yang sebesar 5,3 persen. Di sisi lain, inflasi berhasil dijaga di 3,3 persen atau di bawah target 3,5 persen.

Adapun nilai tukar rupiah ternyata cukup perkasa pada paruh pertama tahun ini. Kurs mencapai nilai rata-rata Rp 14.197 per dolar Amerika Serikat. Angka tersebut jauh berada di bawah asumsi yang dipatok sebesar Rp 15 ribu per dolar AS. Parameter lainnya adalah suku bunga Surat Perbendaharaan Negara alias SPN 3 bulan yang melambung di atas target. Pada semester I, angkanya 5,8 persen dari asumsi 5,3 persen.

Tiga parameter berikutnya yang juga tak sesuai asumsi adalah harga minyak mentah, serta lifting minyak dan gas bumi. Pada periode itu, harga minyak mentah ternyata lebih rendah dari asumsi, yaitu US$ 63 per barel dari patokan US$ 70 per barel. Sedangkan lifting minyak hanya 755 ribu barel per hari dari asumsi 775 ribu per barel dan lifting gas bumi hanya 1.054 ribu barel per hari dari target 1.250 ribu barel per hari.

Berdasarkan data yang sama, realisasi penerimaan semester I sebesar Rp 898,8 triliun dan belanja negara Rp 1.034,5 triliun. Dengan demikian tercapai defisit anggaran Rp 135,8 triliun atau 0,84 persen dari PDB. Pada semester I, Sri Mulyani mencatat Silpa sebesar 39,6 triliun.

"Outlook APBN 2019 diperkirakan tetap dapat dikendalikan dalam tingkat yang aman, sekitar 1,93 persen terhadap PDB," tutur Sri Mulyani tentang kemungkinan penyusunan APBNP 2019.

CAESAR AKBAR

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus