Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Semen Baturaja Tampung Limbah Batu Bara Bukit Asam untuk Bikin Semen

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk akan menampung Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) alias limbah batu bara yang dihasilkan PLTU Sumatera Selatan 8.

17 Maret 2021 | 13.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Semen. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT Semen Baturaja (Persero) Tbk akan menampung Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) alias limbah batu bara yang dihasilkan PLTU Sumatera Selatan 8. Pembangkit ini adalah bagian dari proyek listrik 35 ribu Mega Watt (MW) yang dibangun PT Huadian Bukit Asam Power, perusahaan patungan antara PT Bukit Asam (Persero) Tbk dan China Huadian Hongkong Company Ltd.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami akan memanfaatkan Fly Ash dan Bottom Ash untuk proses produksi semen," kata Direktur Pemasaran Semen Baturaja, Mukhamad Saifudin dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, 16 Maret 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat ini, limbah batu bara ini sedang jadi sorotan karena pemerintah resmi menghapusnya dari daftar bahan berbahaya dan beracun. Penghapusan ini dilakukan lewat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, salah satu aturan turunan UU Cipta Kerja.

Tapi jauh sebelum PP 22 ini terbit, sebanyak 16 asosiasi yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) sudah mengusulkan agar FABA dikeluarkan dari daftar limbah B3. "Karena berdasarkan hasil uji-ujinya pun menyatakan bahwa FABA bukan merupakan limbah B3,” ujar Ketua Umum Apindo Haryadi B. Sukamdani pada 18 Juni 2021.

Kebijakan ini pun langsung menuai kritikan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). “Siapa yang sorak-sorai? Yang sorak-sorai adalah investor. Karena target produksi (batu bara) yang semakin meningkat, limbah ini akhirnya dikeluarkan (dari B3),” ujar Direktur Eksekutif Kalimantan Tengah Dimas Novian Hartono dalam diskusi virtual pada Ahad, 14 Maret 2021.

Adapun pemanfaatan limbah batu bara ini tercapai setelah Semen Baturaja meneken kerja sama dengan Huadian. Kerja sama akan berlangsung 2 tahun sampai 1 Maret 2023.

Selain limbah batu bara, Semen Baturaja juga aka menerima Gypsum dari Huadian untuk bahan baku proses produksi semen. Sebaliknya, Semen Batuaraja menyediakan limestone (batu kapur) untuk Huadian guna kebutuhan proses Flue Gas Desulfurization (FGD).

Ini bukan pertama kalinya Semen Baturaja memanfaatkan FABA untuk produksi semen. Sejak 2019, mereka juga sudah bekerja sama dengan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) untuk memanfaatkan limbah batu bara ini.

FAJAR PEBRIANTO

Fajar Pebrianto

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus