Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Serba-serbi Efek Tarif Trump Terhadap Pasar Asia

Kebijakan tarif impor baru alias tarif Trump yang ditetapkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump berefek langsung pada kondisi pasar Asia.

12 April 2025 | 18.05 WIB

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dok White House Ofiicial
Perbesar
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dok White House Ofiicial

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald J. Trump mengumumkan kebijakan tarif impor pada Rabu, 2 April lalu dengan tarif minimal 10 persen terhadap semua produk berbagai negara dan tarif lebih tinggi atau resiprokal sebagai balasan terhadap beberapa negara mitra dagang, termasuk Indonesia. Kebijakan tarif Trump memberikan berbagai efek ke berbagai negara bahkan pasar Asia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dilansir dari The Indian Express Amerika, pasar Asia anjlok tajam pada hari Kamis 3 April setelah pengumuman kenaikan tarif impor signifikan dari Trump. Banyak investor berbonding-bondong mencari aset safe haven atau aset investasi yang relatif lebih stabil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beban guncangan tarif terbesar berefek langsung pada indeks Nikkei 225 Tokyo Jepang yang turun 2,8% level terendah dalam delapan bulan akibat tarif 24% Trump atas produk impor Jepang. Tak hanya Jepang, Korea Selatan sebagai sekutu AS turut mengalami penurunan indeks Kospi 2% karena tarif Trump 25% atas produk impor Korea Selatan.

Negara yang terpukul keras karena tarif Trump di Asia adalah Vietnam dan Cina. Vietnam yang terkena tarif 46%, langsung berefek pada penurunan ETF Vietnam lebih dari 8%. Begitupun Cina yang terkena tarif terbesar dari Trump mengalami penurunan 0,24% indeks CSI 300, dan 0,1% Shanghai Composite serta Indeks Hang Seng Hong Kong yang turun 1,6% bahkan mata uang China turut melemah 7,3060 per dolar pada 3 April yang terendah sejak Februari. 

Indonesia yang juga salah satu pasar besar di Asia, tidak hanya berefek langsung pada sektor ekspor namun juga makroekonomi.

“Kebijakan tarif impor AS tidak hanya memberikan tekanan langsung pada sektor ekspor Indonesia tetapi juga menimbulkan efek domino yang mempengaruhi stabilitas makroekonomi,” kata Listya Endang Artiani Dosen dan peneliti Universitas Islam Indonesia, dikutip dari tulisan ilmiahnya, ‘Impor Trump: Benturan Kepentingan dan Ancaman bagi Ekonomi Indonesia’ yang diterima Tempo, Ahad, 6 April 2025.

Menurut Listya, efek bagi makroekonomi buntut kebijakan tarif impor ini dapat dilihat secara mencolok lewat melemahnya nilai tukar rupiah. Dikutip dari Refinitiv, pada Senin, 7 April 2025 pukul 10:43, nilai tukar mata uang rupiah mencapai Rp 17.261 per dolar AS dan tercatat menjadi posisi terendah (terlemah) sepanjang sejarah.

Lebih lanjut, Listya menyampaikan bahwa stabilitas nilai tukar rupiah, perdagangan internasional, inflasi domestik, dan kinerja pasar saham adalah isu-isu utama yang perlu segera ditangani untuk memastikan kelangsungan dan kestabilan ekonomi Indonesia di tengah ketegangan perdagangan global.

Pada tanggal 10 Apri, menyusul pengumuman Presiden Trump tentang penghentian sementara tarif yang lebih tinggi sebagai balasan, pasar saham Asia langsung melonjak. Dikutip dari NPR, indeks Nikkei Jepang melonjak naik 9,1% dan indeks Kospi Korea Selatan melonjak 6,6%. Bahkan indeks Hang Seng Hong Kong turut naik 2% serta indeks utama Cina walaupun Trump mengecualikan Cina dari penangguhan bahkan menaikkan tarifnya lebih jauh.

Bagi Indonesia sendiri, dikutip dari Antara pada hari Kamis terjadi lonjakan 5,07% pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia yang menjadi bukti respon baik pasar domestik. Nilai transaksi yang mencapai Rp9,6 triliun dengan 568 saham menguat pada sektor energi, konsumsi, keuangan, hingga infrastruktur. 

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus mengatakan kenaikan bursa saham terjadi karena pelaku pasar merespons positif penundaan tarif resiprokal alias tarif Trump ke berbagai negara selama 90 hari oleh Presiden Donald Trump, kecuali ke Cina.

"Tindakan Trump, pada akhirnya telah mendorong para pemimpin bisnis dan investor untuk mengubah arahnya," ujar Nico, panggilannya.

Hendrik Khoirul Muhid dan Adil Al Hasan berkontribusi dalam artikel ini.
Pilihan editor: Puluhan Negara Mau Negoisasi dengan AS, Tarif Trump Ditunda

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus