Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Soal Monopoli Konser Taylor Swift di Singapura, Luhut: Indonesia Kurang Cerdas

Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan blak-blakan soal ketidakmampuan Indonesia menggelar konser Taylor Swift karena dimonopoli Singapura.

8 Maret 2024 | 19.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Taylor Swift tampil dalam konser "The Eras Tour" di Tokyo, Jepang, 7 Februari 2024. Taylor Swift memulai tur dunianya di Tokyo yang memberikan penampilan memukau kepada para penggemarnya di Tokyo Dome di Jepang. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan blak-blakan soal ketidakmampuan Indonesia menggelar konser Taylor Swift. Penyanyi asal Amerika Serikat itu baru saja menggelar konser di Singapura dengan kesepakatan negara pulau itu akan menjadi satu-satunya negara tempat dia menggelar konser di Asia Tenggara.

“Kita, Indonesia, saja yang kurang cerdas, menurut saya,” kata Luhut melalui tayangan video pendek yang ia unggah melalui Instagram resmi @luhut.pandjaitan, Jumat, 8 Maret 2024. “Kalau orang bisa mem-book, ya kita book aja. Mesti bayar, kita bayar.”

Menurut Luhut, tidak ada yang salah dengan cara tersebut. Sebab, cara-cara semacam itu merupakan bentuk persaingan. “Ayo, kalian bawa saja. Kalau ada masalah, beri tahu saya,” kata dia.

Sebelumnya, Luhut juga mengatakan Indonesia bisa menggelar konser musik eksklusif kelas megah. Indonesia tak kalah dengan Singapura yang mengadakan kegiatan serupa dengan mengontrak penyanyi dunia, Taylor Swift.

“Apa yang diberikan Singapura, kita berikan sama dia (artisnya). Kita harus berani bersaing, kalau Singapura bisa untung, masa kita tidak bisa?” ucap Luhut Binsar Pandjaitan pada penutupan Business Matching 2024 di Sanur, Denpasar, Kamis, 7 Maret 2024.

Luhut menjelaskan pihaknya sudah mengadakan rapat soal rencana itu. Bahkan, dalam enam bulan mendatang, salah satu pelaku usaha bidang hiburan yang biasa mendatangkan artis luar negeri, sudah mendapatkan izin untuk menggelar konser tandingan tersebut.

“Enam bulan, dia (pelaku usaha) sudah dapat izin, kontrak saja (artinya). Saya ada satu pemain dalam bidang hiburan ini, saya bilang cari (artis) yang lain, itu sudah, kontrak saja berapa lama,” kata Luhut.

Ia menyatakan dengan adanya kontrak eksklusif Singapura dengan Taylor Swift itu secara otomatis memberikan pundi-pundi pendapatan berupa devisa termasuk tingkat hunian hotel penuh selama sembilan hari di negeri dengan ikon kepala singa itu.

Swift  menyelenggarakan konser tunggalnya yang bertajuk The Eras Tour di Singapura pada 23-26 Februari 2024. Konser tersebut menuai sejumlah reaksi dari negara lain. Salah satunya, Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin yang dibuat geram karena tur dari Taylor Swift di Asia Tenggara hanya dimonopoli Singapura.

Pada sebuah forum bisnis di hari Jumat, Srettha mengatakan bahwa Singapura telah membayar Taylor Swift sebesar US$ 2,77 juta per pertunjukan. Dana sebesar ini diberikan dengan syarat bahwa Singapura akan menjadi satu-satunya negara tempat Swift menggelar konser di Asia Tenggara.

Pemerintah Singapura tidak mengomentari klausul eksklusivitas tersebut, meskipun AEG mengatakan bahwa satu-satunya konser Swift di Asia Tenggara akan dilakukan di negara kepulauan tersebut. Tiket VIP Taylor Swift dibanderol seharga S$ 1,228 atau Rp 13 juta lebih. 

RIRI RAHAYU | MYESHA FATINA RACHMAN  I DEWI RINA CAHYANI | ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus