Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Sosok Taruna Ikrar yang Menjadi Kepala BPOM atas Rekomendasi Prabowo

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Taruna Ikrar sebagai Kepala BPOM. Taruna terpilih atas rekomendasi Prabowo Subianto. Ini profile Taruna.

19 Agustus 2024 | 14.08 WIB

(Ki-ka) Pendiri Cyrus Network Hasan Nasbi saat dilantik menjadi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Dadan Hindayana saat dilantik menjadi Kepala Badan Gizi, dan Taruna Ikrar saat dilantik menjadi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin 19 Agustus 2024. TEMPO/Subekti.
Perbesar
(Ki-ka) Pendiri Cyrus Network Hasan Nasbi saat dilantik menjadi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Dadan Hindayana saat dilantik menjadi Kepala Badan Gizi, dan Taruna Ikrar saat dilantik menjadi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin 19 Agustus 2024. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik sejumlah pejabat negara untuk beberapa posisi, salah satunya Taruna Ikrar sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang menggantikan Rizka Andalusia dan Penny Lukito, di Jakarta, Senin, 19 Agustus 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Pelantikan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 115/PPA Tahun 2024 tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Taruna Ikrar adalah seorang dokter ahli bidang farmasi, jantung, dan saraf, yang menempuh pendidikan di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar pada 1988-1997. Kemudian dia belajar di Universitas Indonesia (UI) pada 1998-2003 untuk bidang studi farmakologi.

Dia juga mengenyam pendidikan di Niigata University, Jepang, pada 2004-2008 untuk bidang studi kardiovaskuler.

Di University of California, Irvine, Amerika Serikat pada 2008-2013, dia mengikuti studi anatomi dan neurobiologi, sebelum menjadi periset di institusi tersebut pada 2013-2016.

Taruna menjabat sebagai ketua Konsil Kedokteran Indonesia sejak 2020. Pada 2023 gelar profesornya dicabut oleh Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) karena adanya indikasi kecurangan dalam proses gelarnya.

Hal itu tertuang dalam Keputusan Mendikbud Ristek (Kepmendikbudristek) Nomor 48674/M/07/2023 tentang Penyetaraan Jabatan Akademik Dosen tertanggal 30 Agustus 2023.

Sejumlah karya tulis ilmiahnya yaitu "Terapi Sel Punca dan Tata Laksana COVID-19" yang ditulis pada 2023, dimana penelitiannya bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi dengan menggunakan sel punca atau Mesenchymal Stem Cell (MSC) pada penatalaksanaan COVID-19.

Adapun hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan pemberian MSC alogenik dapat mempercepat langkah-langkah perbaikan jaringan di paru-paru dan mengurangi kebutuhan untuk aktivasi sel mesenkim lebih lanjut.

Selain itu ada juga "The Art of Oncoimmunovaccinomics" yang ditulis bersama Dito Anurogo pada 2021, dimana dia menjelaskan tentang sejumlah hal antara lain sejarah, basis molekular, dan pendekatan, imunoterapi untuk kanker, pendekatan vaksinomik, dan teori vaksinologi.

Dia juga menulis "The Neuroscience of Glutamate" yang ditulis pada 2014 bersama Dito Anurogo. Artikel tersebut memaparkan tentang glutamat yang ditinjau dari perspektif neurosains klasik dan modern, antara lain sejarahnya, peran di tingkat seluler seperti pada proses cedera dan ritme sirkadian, serta aspek klinis.

Taruna sempat bercerita peran penting Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam perjalanan karirnya itu. "Saya adalah diaspora. Saya bekerja dan belajar mulai dari Indonesia, terus Jepang, Eropa, dan Italia, dan bertempat tinggal di Amerika. Nah tentu, dan saya juga kan sebagai direktur konsul dokter sedunia," katanya.

Sejak Maret 2024 Taruna telah menjalani serangkaian evaluasi untuk uji kepatutan sebagai kandidat kepala BPOM menggantikan posisi Penny K Lukito atas rekomendasi presiden terpilih Prabowo Subianto. "Itu atas rekomendasi presiden terpilih sebetulnya, Bapak Prabowo," kata Taruna Ikrar.

Hasil dari uji kepatutan itu, kata Taruna, kemudian diproses oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. "Akhirnya semalam, pada interview terakhir, diputuskan lah, dan pada akhirnya juga terima kasih banyak kepada Bapak Presiden Jokowi yang telah mengangkat dan melantik kami," katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus